Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 6 Desember 2022, Tuhan Tidak Mau Kalau Kita Hilang
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tuhan Tidak Mau Kalau Kita Hilang.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Tuhan Tidak Mau Kalau Kita Hilang.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Yesaya 40:1-11, dan bacaan Injil Matius 18:12-14.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 6 Desember 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Seorang anak PUTRI pergi meninggalkan rumah orangtuanya tanpa berita.
Kepergiannya menyedihkan hati ayah dan ibunya. Setiap saat mereka merasa gelisah, cemas, menangis sedih bercampur marah dan kesal.
Orang tua sudah berusaha mencari, menghubungi keluarga-keluarga yang mereka kenal, tetapi mereka semua tidak mengetahuinya.
Betapa pun enaknya makanan yang disuguhkan kepada mereka hari itu, semuanya terasa hambar karena kemauan untuk makan pun sama sekali tidak ada.
Yang sangat dirasakan hanyalah kepedihan, ketakberdayaan dan kebingungan mengingat anaknya yang sedang hilang.
Banyak pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka antara lain: Apakah anak masih hidup atau sudah mati, apakah anak di tangan orang baik atau orang jahat? Apakah anak cuma ditahan untuk mendapat uang jaminan atau diperkosa?
Setelah beberapa bulan kemudian, mereka baru mengetahui keberadaan anaknya. Hati mereka agak tenang. Tapi mereka belum sungguh-sungguh puas karena anak mereka belum kembali ke rumah.
Agaknya ketenangan sejati akan diperoleh ketika anaknya kembali dengan selamat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 6 Desember 2022, Kasih Tuhan Jauh Lebih Kuat
Dalam perikop Injil hari ini Yesus menyejajarkan antara gembala dan Bapa-Nya, domba dan manusia.
Yesus menyejajarkan kedua hal ini dengan tujuan agar para pendengarnya dapat memahami maksud dari ajaran-Nya, karena perumpamaan itu sangat familiar dengan situasi pendengarnya.