KKB PAPUA
KKB PAPUA - Muhammad Ralas Dihabisi KKB Papua di Tengah Hutan, Istri Ungkap Fakta Mengerikan
Hingga saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, tak henti-hentinya melakukan aksinya menembak dan membunuh warga sipil di daerah itu.
POS-KUPANG.COM - Hingga saat ini, Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua, tak henti-hentinya melakukan aksinya menembak dan membunuh warga sipil di daerah itu.
Kasus terbaru dialami Muhammad Ralas (43). Korban ditembak di hutan dekat Kampung Mandopi, Distrik Manokwari Utara, Kabupaten Manokwari.
Penembakan terhadap Muhammad Ralas itu terjadi sekitar pukul 06.30 WIT, Rabu 23 November 2022.
Dalam insiden itu tak diketahui siapa pelakunya. Sebab oknum yang menembak korban adalah orang yang tidak dikenal alias OTK.
Baca juga: KKB Papua - Lagi, Pria Asal Jayapura Ditemukan Tewas di Lokasi Tambang, Benarkah Ulah KKB Papua?
Terkait kasus tersebut, istri korban, Nurmala mengungkapkan fakta yang mengerikan.
Dikisahkan bahwa sebelum insiden penembakan itu, suaminya telah menunaikan sholat. Bahkan saat itu korban jadi imam di Masjid Al Hijrah.
Korban yang merupakan Imam Masjid Al Hijrah Borobudur itu, diketahui bekerja juga sebagai operator kayu.

"Setelah sholat subuh, suami saya langsung ke lokasi pekerjaan di sekitar Sowi Gunung V (lima)," ujar Nurmala, kepada awak media, Jumat 25 November 2022.
Setibanya di jalan masuk ke lokasi kerja, kira-kira tiga meter, langsung ditembak dari sisi kanan korban.
"Saat ditembak bapak langsung jatuh. Sementara pelaku penembakan tidak langsung melepaskan tembakan berikutnya. Hanya satu kali tembak saja," tutur Nurmala mengulangi kisah suaminya.
Setelah tertembak, lanjut dia, suaminya masih berusaha untuk bangun dengan maksud melakukan perlawanan atau membela diri jika diserang lagi.
Akan tetapi, lanjut Nurmala, tatkala melihat suaminya bangun lagi setelah ditembak, pelaku penembakan seketika melarikan diri.
Sementara dalam kondisi tertembak, suaminya itu berusaha menyelamatkan diri dengan lari pulang ke rumah.
"Saat sampai di rumah, korban sudang dalam keadaan terluka. Luka di bagian perut karena terkena tembakan itu," ujarnya.
Baca juga: KKB Papua - Berniat Cari Kayu Bakar di Tepi Hutan, Warga Sipil di Manokwari Ditembak KKB Papua
Kepadanya, sang suami bercerita bahwa ia ditembak dari arah kanan dan mengenai perut. Ia ditembak oleh orang yang tidak dikenal.
Melihat suaminya terluka, Nurmala langsung berusaha sekuat tenaga untuk membawa korban ke RS AL Manokwari. Maksudnya agar segera mendapatkan penanganan medis.
"Setelah urus surat-surat, ternyata hanya dilakukan pemulihan di bagian usus dan akan dirujuk ke Makassar," jelasnya.
Mungkin karena peluru itu belum diangkat dari tubuh korban, sehingga korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir sebelum dirujuk ke Makassar.
Pelurunya Mungkin Beracun
Pasca suaminya meninggal dunia, Nurmala sepertinya tak puas dengan keadaan itu. Terdorong oleh rasa ingin tahu, Nurmala pun meminta dokter untuk mengambil peluru yang bersarang di tubuh suaminya.
"Saya minta dokter untuk melakukan operasi. Saya ingin lihat, seperti apa peluru yang ada di dalam tubuh korban," tutur Nurmala.
Rupanya dokter mengabulkan apa yang diminta. Tim dokter akhirnya berhasil mengambil peluru dari dalam tubuh korban.
Baca juga: KKB Papua - Jenderal Daniel Silitonga Kejar KKB Papua: Kelihatannya Mudah Tapi Medannya Berat
"Peluru yang ada di tubuh suami saya itu, beda dengan milik aparat. Bentuk pelurunya beda sekali," tutur Nurmala.
Menurut dia, kemungkinan peluru itu bersumber dari senjata rakitan. Peluru itu pun rakitan karena modelnya lain sekali. Bedang dengan peluru milik aparat.
"Bentuknya sangat beda dengan aparat punya. Karena sangat beda, mungkin peluru itu dicetak sendiri," ungkap Nurmala.
"Kami orang bodoh ini menduga, peluru ini tidak biasanya peluru ini mungkin mengandung racun," katanya.
Dia juga menyebutkan, penembakan suaminya tersebut merupakan hal yang tidak biasa. Ada kemungkinan sudah direncanakan sebelumnya.
Dugaannya itu muncul karena sebelum kejadian penembakan itu ada beberapa orang yang tidak dikenal, ditemukan beraktivitas di lokasi kejadian.
Hanya saja, lanjut dia, orang-orang itu tidak dikenal sama sekali. Korban tidak mengenal satu orang pun yang tiba-tiba ada di tempat itu.
"Orang tidak jelas itu ada di lokasi kejadian sejak peristiwa di Bintuni. Hanya saja korban tidak kenal satu pun," imbuhnya.
Baca juga: KKB PAPUA - Pergerakan Anak Buah Mathius Gobay Terpantau Drone, Aparat Brimob Terpaksa Bertindak
Nurmala berharap agar aparat kepolisian bisa mengungkap kasus tersebut. Kopolisian harus bisa ungkap masalah itu, sehingga tak ada lagi korban jiwa.
"Almarhum bercerita bahwa sehari sebelumnya sekitar pukul 18.00 WIT, ada dua orang di lokasi kejadian. Tetapi beberapa waktu kemudian terlihat lagi satu orang, sehingga saat itu tiga orang di tempat itu," tuturnya.
"Suami bercerita bahwa ada tiga orang yang di lokasi. Dari tiga orang itu, dua orangnya ada laki-laki dan satunya perempuan. Hanya saja tidak diketahui, siapakah orang tak dikenal itu," imbuhnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS