Gempa Cianjur
Korban Gempa Cianjur, BNPB : 271 Orang Meninggal, 40 Hilang, 2043 Luka-luka
BNPB memperbarui laporan korban meninggal gempa Cianjur. Tercatat per Rabu 23 November 2022 pukul 17.00 WIB telah ada 271 orang meninggal dunia.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui laporan korban meninggal gempa Cianjur. Tercatat per Rabu 23 November 2022 pukul 17.00 WIB telah ada 271 orang meninggal dunia.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyebut, 271 jenazah itu telah teridentifikasi berdasarkan nama dan alamatnya. Mayoritas korban meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa berkekuatan 5,6 magnitudo terjadi pada Senin 21 NOvember siang.
"Sebanyak 271 jenazah yang sudah teridentifikasi nama jelas dan alamatnya. Jadi 271 ini sudah terkonfirmasi lewat Puskesmas dan RS di Kabupaten Cianjur," kata Suharyanto di Posko Tanggap Darurat, Kantor Bupati Cianjur.
Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan penelusuran apakah 271 tersebut telah dimakamkan atau belum. BNPB akan mengumpulkan seluruh kepala desa pada esok hari atau Kamis. "Takutnya missed, saat dimakamkan tidak masuk data. Tapi yang 271 ini sudah fix dan by name by address," ungkapnya.
Baca juga: Video Viral TikTok, Menggotong Jenazah Buah Hati Pasca Gempa di Kabupaten Cianjur Jawa Barat
Sementara itu, masih ada 40 orang yang masih dalam pencarian, dengan rincian 39 di Cugenang, satu di Warung Kondang. "Kami akan telusuri apakah yang sudah dimakamkan oleh keluarga ini ada tambahan atau tidak," ujarnya.
Dilaporkan pula, sebanyak 2.043 orang mengalami luka-luka dan sekitar 61 ribu orang lainnya mengungsi. Setidaknya 12 kecamatan terdampak gempa, antara lain Kecamatan Cianjur, Kecamatan Karang Tengah, Kecamatan Warung Kondang, Kecamatan Gekbrong, Kecamatan Cugenang, Kecamatan Cilaku, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Sukaresmi, Kecamatan Bojong Picung, Kecamatan Cikalong Kulon, Kecamatan Sukaluyu, dan Kecamatan Pacet.
Sementara itu, kerugian materil atau rumah rusak yang terdata hari ini mencapai 56.320 unit rumah. Data ini terdiri dari rumah rusak berat sebanyak 22.241 unit, rusak sedang 11.641 unit, dan 22.090 unit rumah rusak ringan.
Selain itu BNPB juga mencatat sejumlah infrastruktur yang rusak akibat gempa, diantaranya 3 sekolah, 124 tempat ibadah, 3 fasilitas kesehatan, dan 13 gedung perkantoran.
Kapasitas RS
Terpisah, gedung utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki empat lantai. Namun, berdasarkan pantauan Tribun mulai dari lantai dua hingga lantai paling atas tampak tidak ada pasien.
Direktur Utama (Dirut) RSUD Cimacan, dr Juliana Aritonang, mengatakan pihaknya sengaja meletakkan para pasien di tenda di halaman RSUD Cimacan dan di lantai dasar gedung utama saja.
"Kalau lantai satu masih kita pergunakan. Lantai dua ke atas kosong," kata Juliana.
Hal itu, kata Juliana, agar memudahkan proses evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan. "Evakuasinya susah (jika pasien diletakkan di lantai dua ke atas," tutur Juliana.
Lebih lanjut, menurutnya, para pasien juga takut jika diletakkan di kamar-kamar di lantai dua ke atas."Enggak usah di atas. Di sini aja, UGD (Unit Gawat Darurat) ke IGD (Instalasi Gawat Darurat) aja takut pasiennya," jelasnya.
Baca juga: Gempa Cianjur Fenomena 20 Tahunan, Total Korban Meninggal 268 Orang
Ia mengatakan, para pasien mengalami trauma akibat gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Cianjur, Senin (21/11) lalu."Trauma pasiennya," ujarnya.