Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 21 November 2022, Menjadi Pengikut Kristus
Renungan Harian Katolik berikut disambil dari Dei Verbum Inspirasi Hidup dengan judul Menjadi Pengikut Kristus.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disambil dari Dei Verbum Inspirasi Hidup dengan judul Menjadi Pengikut Kristus.
Pihak Dei Verbum Inspirasi Hidup menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama Wahyu 14:1-3,4b-5.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Senin 21 November 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
"Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Dan didalam mulut mereka tidak terdapat dusta, mereka tidak bercela" (Why 4:4-5).
Penulis Kita Wahyu melihat kelompok manusia yang berada di hadapan Anak Domba. Mereka adalah pengikut Anak Domba itu. Mereka tidak mengenal dusta di mulut mereka karena mereka hidup tanpa cela.
Kita diajak untuk menjadi pengikut Anak Domba yaitu Yesus Kristus, dengan setia. Ini mesti tampak dalam hidup harian kita. Kita bisa mendayagunakan mulut kita untuk berbicara yang benar, tidak tipu-tipu. Kita juga menghidupi hidup yang baik dan tak bercela. Itulah ciiri pengikut Kristus yang setia.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 21 November 2022, Memberi Itu Menerima
Dalam Injil, Yesus memuji seorang jand yang memberikan persembahan. Pemberiannya yang total melambangkan juga penyerahan dirinya yang total kepada Tuhan.
Kita diajak untuk mempersembahkan diri kita kepada Tuhan. Tuhan telah memelihara dan melindungi kita, maka sudah sepatutnya kita mempersembahkan diri kita ke dalam pemeliharaan-Nya.
Teks Lengkap Bacaan Senin 21 November 2022

Bacaan Pertama: Wahyu 14:1-3, 4b-5
Anak Domba dan pengikut-Nya yang ditebus-Nya
Bacaan dari Kitab Wahyu:
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.