Opini

Opini : Tantangan Profesionalisme Guru (dan PGRI)

Guru dan prefesionalisme adalah dua termin yang saling mengandaikan. Artinya, kehadiran seorang guru tidak bisa terpisahakan dari kualifikasi.

Editor: Alfons Nedabang
Kompas.com
Foto ilustrasi guru. Opini : Tantangan Profesionalisme Guru ( dan PGRI) 

Oleh : Yohanes Bura Luli

( Guru di SMA Surya Mandala Waiwerang dan Pemerhati Masalah Sosial )

POS-KUPANG.COM - Guru dan prefesionalisme adalah dua termin yang saling mengandaikan. Artinya, kehadiran seorang guru tidak bisa terpisahakan dari kualifikasi yang ada padanya.

Pada diri guru itu sendiri, kualifikasi yang professional menjadi postulat imperatif yang memungkinkan sebuah pendidikan itu bisa mencapai dan manjangkau tujuan akhirnya. Hal ini menjadi persoalan besar di negara kita Indonesia ini.

Profesionalisme seringkali tidak menjadi pertimbangan prima dalam pendidikan kita. Akibatnya ada begitu banyak kendala horizontal yang hanya bisa dicarikan jalan keluar dengan bahasa kompromi. Inilah sesat pikir pendidikan kita di Indonesia.

Peran Guru

Guru menjadi kata kunci dalam bidang pendidikan. Guru menjadi komponen terpenting dalam menentukan keberhasilan dari tujuan sebuah pendidikan. Guru menjadi nadi dan jantung dari setiap pendidikan. Tidak terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Ungkapan yang demikian ini semata-mata mau mengatakan bahwa kehadiran seorang guru dalam kehidupan bersama baik sebagai masyararakat maupun sebagai sebuah negara, semuanya ada di tangan guru. Gurulah yang menggerakam mesin lokomotif masyarakat dan negara.

“Berapa jumlah guru yang tersisa?” Kata-kata ini berasal dari mulut Kaisar Hirohito sebagai respon pertama yang Ia keluarkan setelah mendengar berita luluh lantaknya Hiroshima dan Nagasaki.

Baca juga: Opini : Pahlawan Nasional Terkini

Dua kota di Jepang itu hancur karena bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di penghujung Perang Dunia II.

Kaisar Hirohito kemudian menambahkan bahwa Jepang tidak akan bisa mengejar Amerika jika tidak belajar. Karenanya, ia kemudian mengimbau pada para jenderalnya untuk mengumpulkan seluruh guru yang tersisa di seluruh pelosok Jepang. Sebab, kepada para gurulah seluruh rakyat Jepang kini harus bertumpu, bukan pada kekuatan pasukan.

Guru merupakan komponen terpenting dan penentu kaberhasilan pendidikan yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat dan negara.

Tetapi tugas guru ke depan semakin berat, karena tuntutan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan cara pandang masyarakat. Dengan demikian guru harus punya kemampuan adaptif dalam segala situasi yang berubah dan berkembang.

Kemampuan adaptif guru ini terbukti dari kualifikasi yang dimiliki sebagai bagian tak terpisahkan dari profesionalisme. Guru yang adaptif menjadi tuntutan, karena tanpa guru yang adaptif, pendidikan kita akan tertinggal karena apa yang diajarkan, baik itu dalam hal materi atau pun metode dan outpunya tidak punya korelasi dengan situasi riil masyarakat.

Guru adalah salah satu faktor prima yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembentukan moral dan etika.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved