Berita NTT
Hengky Lianto Juara 2 Nasional Dari Dewan Kakao Indonesia
Penerimaan penghargaan dan pameran itu dihadiri oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Gubernur memberi support
lihat foto
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Dewan Kakao Indonesia menetapkan Hengky Lianto, pengusaha asal Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai juara dua tingkat nasional tahun 2022 dari aspek pengelolaan biji (fermentasi) kakao.
Hengky demikian panggilan akrabnya menerima plakat dan piagam penghargaan di Jakarta Fair pada tanggal 12 November 2022.
Sebelumnya, pada tahun 2015, Hengky meraih juara pertama dalam bidang pengelolaan bijin coklat yang bermutu.
Baca juga: KADIN Promosi NTT Dalam Investment Forum B20
Yang menarik, piagam dan penghargaan baru diterima di Perancis tahun 2018 oleh Bobby Lianto, puteranya.
Momentum ini dimanfaatkan oleh Bobby Lianto dengan menggelar pameran kakao di sana.
Penerimaan penghargaan dan pameran itu dihadiri oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Gubernur memberi support yang luar biasa.
“Pada 2015, pemberitahuan untuk menerima penghargaan tingkat dunia itu terlampau mendesak. Visa belum saya siapkan, sehingga saya tak jadi berangkat,” kata Hengky saat ditemui di Kupang, Selasa, 15 November 2022.
Penghargaan itu diberikan kepada lelaki kelahiran Kupang tahun 1954 itu karena karyanya yang luar biasa dalam mengelola fermentasi biji kakao dengan kualitas yang premium.
Ia mengakui mengapa kali ini ia jatuh pada nomor urut dua karena terjadi kesalahan pada saat proses fermentasi. Hengky mengatakan akan memerbaiki pada lomba tahun-tahun berikutnya.
Baca juga: Kapolda NTT Kunjungi Kecamatan Nelle Sikka Sekaligus Berbagi Bantuan Sosial
“Pertama, saya merasa senang karena dari kerja keras dan disiplin tinggi bisa menorehkan sesuatu yang luar biasa bagi NTT,” kata lelaki ini.
Hengky mengatakan bahwa tim penilai tahun 2022 datang dari Kanada, sehingga penilaiannya sungguh obyektif. Hengky merasa senang karena di tengah persaingan yang ketat ia bisa mengikutinya dan membawa hasil yang membanggakan.
Kini, Hengky memiliki perkebunan kakao di Lamboya, Sumba Barat dengan jumlah tenaga kerja ratusan orang.
Para tenaga kerja itu selain berasal dari Sumba juga datang dari Flores, Timor, Alor dan daerah lain di NTT. Total lahannya sebanyak 850 hektar, namun yang baru ia kelola 400 hektar lebih khusus tanaman kakao.
lahan lainnya ia menanam pohon bernilai ekonomi tinggi.
