Berita Sumba Timur
Tak Hanya Kementerian Pertanian, FAO Kini Ikut Turun Tangan Atasi Hama Belalang di Sumba Timur
Warga Desa Persiapan Tanggedu di Kecamatan Kanatang misalnya, mengaku mengalami gagal panen selama tiga tahun terakhir.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Eflin Rote
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU - hama belalang (Dissosteira Carolina) benar benar menjadi momok bagi pertanian di Sumba Timur dan Pulau Sumba secara keseluruhan.
Selama bertahun-tahun, upaya pengendalian belalang telah dilakukan oleh pemerintah daerah bersama elemen masyarakat. Namun hingga saat ini, hama belalang tetap menjadi 'hantu' yang mengancam ketahanan pangan masyarakat.
Warga Desa Persiapan Tanggedu di Kecamatan Kanatang misalnya, mengaku mengalami gagal panen selama tiga tahun terakhir.
Lukas Heri Humba (59) dan Petrus Milla (60), warga Dusun 2, Desa Persiapan Tanggedu mengungkapkan jagung dan padi yang mereka budidaya tidak dapat mereka panen akibat hama belalang. Saat ini mereka mencoba membudidayakan bawang merah.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur pun mengakui adanya ancaman rawan pangan di wilayah itu.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, juga serangan hama belalang yang masih berlangsung di wilayah Sumba Timur, Bupati Sumba Timur Drs Christofel Praing meminta masyarakat untuk mempersiapkan diri secara serius.
"Untuk persoalan rawan pangan, hampir pasti ke depan rawan pangan. Melihat fenomena ini, kita harus mempersiapkan diri, hujan yang ada, ada kebijakan pemerintah untuk menanam kembali," ujar Bupati Praing saat berada di Desa Kadumbul dalam agenda Bupati Berkantor di Kecamatan Pandawai, akhir Oktober lalu.
Organisasi Pangan Dunia Turun Tangan
The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) atau organisasi pangan dan pertanian dunia kini ikut ambil bagian dalam upaya pengendalian hama belalang di Sumba Timur.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nico Pandarangga mengatakan, organisasi pangan dunia itu akan berkontribusi dalam pelaksanaan penyemprotan hama belalang secara masif di wilayah Sumba Timur.
Sejak Juli 2022, Perwakilan FAO di Indonesia telah bertemu pemerintah daerah di Pulau Sumba untuk memastikan pelaksanaan pengendalian hama belalang. Saat itu dilaksanakan Project Inception Workshop tentang tanggap darurat serangan hama belalang di Pulau Sumba di Waingapu.
Baca juga: Seleksi Sekda Sumba Timur, Empat Pelamar Lolos Tahapan Administrasi
Pada September 2022, kembali dilakukan pemantapan antara Perwakilan FAO di Indonesia dengan pemerintah Kabupaten Sumba Timur untuk pelaksanaan penanggulangan hama belalang. Pada kesempatan tersebut dipastikan FAO akan melaksanakan penyemprotan terhadap hama belalang dari udara menggunakan pesawat atau helikopter.
Terkait hal tersebut, Bupati Sumba Timur Drs Khristofel Praing juga telah meneken Surat Dukungan dari Bupati Sumba Timur untuk FAO pada 20 Oktober 2022.
"Kita saat ini menunggu. Kita harapkan (bulan) November ini sudah eksekusi. Kalau manual tidak maksimal karena ada lokasi lokasi yang sangat sulit dijangkau," ujar Nico Pandarangga kepada POS-KUPANG.COM, Selasa 1 November.
Awalnya, kata Nico Pandarangga, penyemprotan dari udara direncanakan menggunakan helikopter. Namun informasi terakhir yang diperoleh, pihak FAO kini memastikan akan menggunakan pesawat jenis ATR.
Berdasarkan kesepakatan FAO, upaya pengendalian serentak akan dilaksanakan sepekan. Upaya itu juga akan melibatkan seluruh infrastruktur pengendalian hama yang telah dibentuk pemerintah kabupaten seperti Brigade dan Regu Pengendalian Hama atau RPH hingga tingkat desa.
Upaya Masif Pengendalian Hama Belalang
Sebelumnya, Kementerian Pertanian RI terlebih dahulu terlibat penuh dalam upaya pengendalian hama belalang di Pulau Sumba.
Melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI "turun gunung" untuk mendukung upaya pengendalian hama yang menyerang wilayah pulau Sumba itu melalui berbagai program pengendalian.
Pada 22 April 2022 yang lalu, diluncurkan Gerakan Pengendalian Serentak atau Gerdal Serentak Hama Belalang di Kabupaten Sumba Timur. Saat itu hadir Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi di Desa Watuhadang, kecamatan Umalulu, tempat kegiatan berlangsung.
Baca juga: Jadwal Vaksinasi Sumba Timur Hari Ini, Puskesmas Kambaniru dan Puskesmas Kanatang
Penyemprotan hama belalang dilaksanakan oleh tim gabungan yang terdiri dari Brigade Proteksi Tanaman Pangan (Brigade) Sumba Timur bersama Regu Pengendali Hama (RPH) Kecamatan hingga RPH tingkat desa.
Kementerian Pertanian juga mendukung pelaksanaan Gerdal Serentak dengan menyediakan Gudang Pestisida dan fasilitas lainnya di Lewa.
Selain pengendalian secara kimia dengan penyemprotan pestisida, juga dilakukan pengendalian secara mekanis dengan menangkap belalang. Upaya pengendalian mekanis dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan masyarakat.
Masyarakat diimbau menangkap belalang dan pemerintah akan membeli belalang dewasa yang ditangkap dengan harga Rp 5 ribu per kilogram belalang. (Ian)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS