Pilpres 2024
Aisah Putri Budiarti Ungkap Fakta Mengejutkan, Sosok Airlangga Hartarto Tak Sekuat Dulu
Aisah Putri Budiatri, Peneliti PRP-BRIN ( Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional ), mengungkapkan fakta politik yang mengejutkan.
"Di luar itu, koalisi termasuk Golkar, masih berhati-hati menentukan calon," ungkap Puput.
Faktor ini, lanjut dia, membuat Golkar dan KIB kalah dengan partai lain yang bisa menarik popularitas karena solid mendorong nama capres atau setidaknya memiliki nama bakal capres yang konsisten populer di mata publik.
"Misalnya Ganjar yang lekat dengan PDIP, Anies dengan Nasdem, AHY dengan Demokrat yang menjadikan Golkar tak lagi jadi pusat perhatian publik, sehingga mempengaruhi popularitas partai," ujar Puput.
Selain itu, Puput menilai ada faktor konteks yang lebih luas yakni usai Pemilu 2019.
Pertama, Golkar cenderung tidak menunjukkan sikap membersamai kebijakan-kebijakan pro-publik.
Posisinya sebagai bagian dari koalisi pemerintah di satu sisi membuat Golkar menjadi lebih terkontrol dalam merespon persoalan publik dan tidak kritis terhadap kebijakan pemerintah, bahkan termasuk yang kontroversial di kalangan publik.
"Misalnya pada isu omnibus law, Golkar menjadi salah satu yg paling vokal mendukungnya meski menjadi kontroversi di ruang publik," ucapnya.
Kedua, menurut Puput, sosok elite Golkar yang berada di pemerintah dan parlemen tampak belum berhasil menonjolkan program unggulan mereka yang pro-publik.
Baca juga: Kemenko Perekonomian Raih Opini WTP ke-14, Menko Airlangga Hartarto Ingatkan Jajarannya
"Kebanyakan pemberitaan terkait dengan elite-elite Golkar ada pada respons mereka terhadap kebijakan pemerintah atau terkait koalisi menuju pilpres, tetapi bukan prestasi mereka dalam posisi jabatan publik masing-masing elite. Kalaupun mungkin ada, nampak tidak menonjol dan tenggelam dalam diskusi publik," tandasnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS