Berita Lembata
SMAS Frater Don Bosco Lewoleba Isi Bulan Bahasa Dengan Lomba Reader's Theater
Readers Theater adalah sebuah strategi mengajar yang menggabungkan antara membaca kuat dengan penampilan drama teater.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Mengisi kemeriahan bulan bahasa yang ke- 94 pada tanggal 24 Oktober tahun 2022, pihak sekolah SMAS Frater Don Bosco Lewoleba mengadakan lomba reader's theater antar kelas.
Seluruh peserta didik kelas X hingga XII serta staf pengajar dilibatkan dalam kegiatan ini. Baru kali pertama perlombaan ini diangkat dan dipentaskan. Semua peserta didik tentu antusias. Dua Minggu lamanya mereka mempersiapkan seluruh pementasan.
Readers Theater adalah sebuah strategi mengajar yang menggabungkan antara membaca kuat dengan penampilan drama teater.
Dalam strategi ini siswa diajak untuk membaca kuat dengan intonasi dan ekspresi sesuai dengan naskah yang disusun sebelumnya.
Capaian dari kegiatan Kegiatan yang berlangsung di Aula Fraternitas, Jumat, 28 Oktober 2022 ini adalah kemampuan dan pemahaman berbahasa Inggris peserta didik.
Karena itu, selama kurang lebih lima jam, terhitung dari 09.00 hingga 13.00 para peserta didik menampilkan adegan treatikal mereka dengan berbahasa Inggris.
Mulai dari orator dan hingga para pelakon, mereka dipacu untuk berbahasa Inggris dengan benar, baik, dan pengucapannya harus jelas.
Setiap kelas ditentukan temanya. Ada tiga tema yang diperlombakan. Kelas XII mendapat tema kisah penciptaan. Kelas XI tentang kelinci dan petani, sedangkan kelas X mengangkat tema kelinci dan petani.
Empat penampil yakni Kelas XII MIA-II, XII IIS-III, XII IIS II dan XII MIA-I menguasai panggung dengan karakter penokohannya masing-masing.
Mereka membawakan tema penciptaan karena kesanggupan mereka menafsir teks bahasa Inggrisnya.
Mereka memperagakan kisah penciptaan Adam dan Hawa. Ada yang berperan sebagai pencipta, pohon, binatang, bulan, bintang, rumah, pohon, dedaunan.
Semua properti memanfaaatkan sampah yang bisa didaur ulang, seperti kardus, karung, dan botol. Kegiatan ini menarik karena menghidupkan imajinasi para peserta didik.
Sementara, kelas X dan XI tampil dengan adegan teatrikal mereka mengangkat kisah klasik tentang kancil, harimau, dan petani.
Dalam adegan ini, sesekali muncul kelakuan lucu. Ada saja wajah, suara, dan gerakan tidak terduga dari peserta didik. Kepolosan dan keseriusan mereka dikemas dengan adegan teatrikal yang luar biasa dan penuh kejutan.
Mereka seolah menghidupkan kembali imajinasi masa kecil mengenai kelakuan kancil, harimau, dan petani. Mereka tidak malu. Mereka justru tampil serius di hadapan seluruh penonton.
Pihak sekolah memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelas yang tampil luar biasa bagus itu.
Juara I kelas XI MIA-II, Juara II kelas X-B, Juara III kelas XI MIA I, Harapan satu kelas X-A, Harapan dua XI IIS I, dan Harapan tiga kelas XII MIA II.
Sementara kepada kelas yang belum juara diberikan juga penghargaan atas seluruh jerih payah dan perjuangan selama proses latihan hingga penampilan di atas panggung. Jadinya, semua mendapat hadiah.
Dalam sambutannya, kepala SMAS Frater Don Bosco Lewoleba, Fr. Norbert menyampaikan bahwa kemampuan semua penampil readers theater adalah tentang kemampuan baik dalam berbahasa Inggris.
Mengapa? Karena sebagai orang muda, peserta didik harus menyadari diri dari penduduk dunia (global citizen).
Karena itu, peserta didik diminta untuk latih berbahasa Inggris. Apalagi ada internet ruang gerak kita tidak bisa dibatasi.
Kegiatan hari ini, ungkap Fr. Norbert, gunanya untuk berkomunikasi dengan orang. Apa yang ditampilkan harus bermakna bagi orang lain. Memahami yang dibaca.
Dari literatur yang dibaca peserta didik ada banyak sekali nilai-nilai edukasi, antara lain, nilai moral dan nilai budaya.
Menurutnya, tjuan dari perlombaan reader's theater adalah membiasakan, menanam dan melatih berbahasa Inggris dari peserta didik.
Ia juga menambahkan, pementasan teater mini juga bisa menampilkan seni. Semuanya ini bermuara pada kemampuan berpikir kritis dan kolaborasi, kemampuan berkomunikasi, dan kreativitas.
Kreativitas itulah yang terlihat sepanjang perlombaan. Pihak sekolah merasa bangga atas penampilan seluruh peserta didik hari ini.
Lebih dari itu, kerja keras dan kreatif selama ini adalah bukti keseriusan peserta didik mengasah kemampuan beradegan dan berbahasa.
"Semua adegan hari ini di luar ekspektasi. Saya senang. Saya bangga. Seluruh peserta didik berikan kejutan yang memuaskan penonton", imbuh Fr. Norbert.
Seluruh peserta didik dan staf pengajar mengucapakan selamat hari sumpah pemuda. Bahasa Menyatukan Perbedaan dan Membangkitkan Persaudaraan.