Berita Timor Tengah Utara
Kerusakan Gedung SDN Naisunaf, Kasie Intel Kejari TTU Bongkar Peran Pihak Ketiga
Peranan penting pihak ketiga ini diketahui pasca pemeriksaan terhadap pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan kerusakan pada gedung SDN Naisunaf
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG. COM, KEFAMENANU - Peranan pihak ketiga dalam pembangunan gedung Sekolah Dasar Negeri disingkat SDN Naisunaf di Desa Tautpah, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara dibongkar pihak Kejaksaan Negeri Timor Tengah Utara ( Kejari TTU ).
Peranan penting pihak ketiga ini diketahui pasca pemeriksaan terhadap pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan kerusakan pada gedung SDN Naisunaf yang dibangun pada tahun 2021 lalu.
Demikian disampaikan Kepala Kejaksaan Negeri Timor Tengah Utara ( Kajari TTU ), Robert Jimmi Lambila, S. H,. M. H melalui Kasie Intel Kejari TTU, Hendrik Tiip Senin, 24 Oktober 2022.
Hendrik menegaskan bahwa, otak dibalik pekerjaan SDN Naisunaf ini yakni pihak lain. Pihak ketiga ini, mengendalikan pekerjaan pembangunan gedung SDN Naisunaf dari sisi administrasi, keuangan dan teknis pekerjaan di lapangan.
"Dan itu kita sudah mintai keterangan dan dia sudah mengakui," urainya.
Lebih lanjut disampaikan Hendrik, dalam pemeriksaan terhadap pihak ketiga itu terkuak informasi bahwa beberapa hal yang berkaitan dengan administrasi pelelangan dibuat secara tidak benar dan diakui oleh yang bersangkutan.
Pasca menerima informasi itu, Kejari TTU telah memanggil yang bersangkutan untuk dilakukan pemeriksaan.
"Sudah kita panggil dan kita mintai klarifikasi," tukasnya.
Dikatakan Hendrik, dari hasil pemeriksaan tersebut terkuak fakta bahwa ada beberapa pekerjaan yang dibuat secara tidak benar.
Baca juga: Pembangunan Rumah Bagi Korban Badai Seroja di Kabupaten TTU Ditargetkan Rampung Akhir Tahun 2022
Hasil tambahan terhadap pemeriksaan pekerjaan ini, ucap Hendrik, akan terang benderang setelah dilakukan pemeriksaan terhadap konsultan pengawas pekerjaan ini.
Pasca dilakukan pemeriksaan terhadap konsultan pengawas pembangunan SDN Naisunaf, lanjutnya, Kejari TTU akan mengambil sikap lanjutan atas hal ini.
"Nanti seperti apa. Nanti kita tentukan sikap. Apakah dinaikan ke Lidik ataukah seperti apa nanti kita menunggu hasil pemeriksaan dari konsultan pengawasnya," kata Hendrik.
Kejari TTU, ucapnya, telah melakukan pemanggilan terhadap pihak terkait untuk dilakukan pemeriksaan.
Pihak-pihak yang telah dipanggil Kejari TTU yakni; Kuasi Direktur, Pemilik Perusahaan, dan pihak ketiga pekerjaan itu.
Sebelumnya diberitakan, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Timor Tengah Utara, Agustinus Tulasi menduga pekerjaan pembangunan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Naisunaf di Desa Tautpah, Kecamatan Biboki Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).
Pasalnya, baru setahun dikerjakan kondisi bangunan SDN Naisunaf sudah mengalami kerusakan yakni retak pada tembok dan lantai.
"Karena saya curigai bahwa itu tidak sesuai dengan RAB," ujar Agustinus saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis, 29 September 2022 lalu.
Ia mengaku bangga terhadap perhatian pemerintah daerah yang telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung SD tersebut.
Baca juga: Oknum Pencuri Gondol 40 Unit Handphone Tablet Milik SDN Nonotbatan di TTU
Meskipun demikian, hal ini mesti didukung dengan kualitas pekerjaan yang mumpuni. Pasalnya, pengguna gedung sekolah tersebut adalah anak-anak yang merupakan masa depan Kabupaten TTU.
Agustinus juga mempertanyakan kesesuaian antara RAB yang disusun oleh konsultan dan pekerjaan pembangunan itu.
"Karena kemungkinan besar itu tidak sesuai, sehingga lantainya sudah terbelah, kemudian temboknya terbelah," ungkapnya.
Dikatakan Wakil Ketua I DPRD TTU ini bahwa, pasokan material yang memungkinkan untuk bisa digunakan oleh pihak kontraktor yakni dari wilayah Maubesi, Tualeu, dan Lurasik serta Kuluan.
Mengingat saat ini bangunan sekolah tersebut masih dalam masa pemeliharaan, Agustinus mengharapkan agar pihak kontraktor bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan itu.
Ia menjelaskan bahwa, pembangunan sekolah tersebut juga di sisi lain untuk mendukung Komunitas Adat Terpencil (KAT). Anak-anak yang mengenyam pendidikan di sekolah tersebut terdiri dari beberapa desa dari kecamatan yang berbeda. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS