Berita Timor Tengah Selatan

Warga Besipae TTS Masih Bertahan Pasca Rumah Dibongkar Pemprov NTT

Sehari pasca rumah mereka dibongkar oleh Pemprov NTT, warga Besipae masih bertahan di sekitar lahan rens peternakan di Desa Linamnutu.

Editor: Alfons Nedabang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini

POS-KUPANG.COM, SOE - Sehari pasca rumah mereka dibongkar oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, warga Besipae masih bertahan di sekitar lahan rens peternakan di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Jumat 21 Oktober 2022.

Mereka menempati bangunan rumah yang telah dirobohkan. Ada juga yang membentangkan terpal sebagai tempat berlindung.  Sebagian dari mereka terlihat mengumpulkan barang-barang yang tercecer dan bersekaran akibat pembongkaran rumah secara paksa oleh Pemprov NTT.

Sebanyak 14 rumah yang sebelumnya dibangun oleh Pemprov NTT, dirobohkan. Selain itu ada 6 rumah yang dibangun sendiri oleh warga.

Perwakilan warga Besipae, Niko Manao meminta agar Pemprov NTT mau melakukan identifikasi ulang terhadap batas-batas tanah yang diklaim sebagai milik Pemprov NTT.

Menurutnya, pada lahan seluas 3.780 Ha yang diklaim milik Pemprov NTT tersebut, terdapat tanah milik masyarakat sehingga perlu diluruskan terkait batas-batas tanah.

“Kita mau harus ada duduk bersama, lalu kita lakukan identifikasi bersama tentang batas-batas tanah yang diklaim milik Pemprov itu. Karena saat ini, ada tanah-tanah masyarakat yang juga masuk dalam 3.780 Ha yang diklaim milik Pemprov NTT. Kita harus luruskan sehingga masalah ini tidak diwariskan dari satu generasi ke generasi lain,” tandas Niko Manao.

Baca juga: Besipae TTS Kembali Memanas, Pemprov NTT Gusur Rumah Warga

Pada Jumat kemarin, Wakil Ketua DPRD TTS Religius Usfunan menyalurkan bantuan untuk warga Besipae.

Selaini Religius Usfunan, turut hadir anggota DPRD TTS Thomas Lopo dan Viktor Soinbala. Mereka menyerap aspirasi warga Besipae untuk selanjutnya diperjuangkan.

“Begitu kita dengar informasi adanya pembongkaran rumah warga Besipae, kita langsung berinisiatif untuk datang dan melihat dari dekat kondisi bapa, mama dan anak-anak kita di Besipae. Kita bawa bantuan sedikit, untuk membantu meringan mereka,” kata Religius Usfunan.

“Tadi kita sudah berdialog dengan masyarakat. Kita sudah dengar duduk pokok permasalahannya dan apa yang menjadi harapan mereka. Nantinya, kita akan membangun komunikasi dengan Bupati TTS, DPRD Provinsi NTT dan juga dengan Gubernur NTT guna menyelesaikan persoalan ini,” tambahnya. 

Sikap Pemprov NTT

Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah Provinsi NTT, Alex Lumba mengatakan, langkah tegas yang diambil Pemprov tak lepas dari aksi penghadangan yang dilakukan warga Besipae terhadap petugas saat melakukan pembangunan pedok dan jalan di kawasan instalasi peternakan Besipae.

Menurut Alex Lumba, warga Besipae memukul Kepala Instalasi Peternakan Besipae hingga berdarah. Kasus pemukulan tersebut telah dilaporkan kepada pihak kepolisian.

“Semua berawal dari aksi masyarakat Besipae menghadang para pekerja yang sementara mengerjakan proyek pedok dan jalan di kawasan Besipae. Bahkan, anak-anak kecil disuruh naik ke atas excavator. Hal ini jelas sangat berbahaya dan menghambat pekerjaan kita di Besipae. Padahal, program-program ini tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat. Tak sampai disitu, kepala instalasi peternakan kita bahkan dipukuli hingga berdarah," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved