Berita ITN Malang
Wisuda Luring Rektor ITN Malang Kukuhkan 575 Wisudawan, 27 Persen di Antaranya Cumlaude
Rektor ITN Malang mengukuhkan 575 wisudawan, pada Wisuda ke-68, Periode II Tahun 2022
POS-KUPANG.COM, MALANG - Rektor ITN Malang mengukuhkan 575 wisudawan, pada Wisuda ke-68, Periode II Tahun 2022.
Ratusan wisudawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tersebut meliputi jenjang diploma sebanyak 61 wisudawan, strata satu/sarjana 500 wisudawan, dan strata dua/pascasarjana 14 wisudawan.
Gelaran wisuda dilaksanakan secara luring di Kampus 2 ITN Malang, JL. Raya Karanglo KM. 2, Malang, pada Sabtu (15/10/2022), setelah sebelumnya pada masa pandemi wisuda dilakukan secara daring dan hybrid.
Dari 575 wisudawan ITN Malang, 27 persen di antaranya lulus dengan predikat pujian (cumlaude) dengan indeks prestasi di atas 3.50 dari skala 4.0.
Sedangkan wisudawan penerima beasiswa bidikmisi dari pemerintah yang ikut serta diwisuda sebanyak sembilan wisudawan.
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, memberikan selamat dan sukses, sekaligus pesan kepada para wisudawan.
Rektor percaya, dengan ilmu pengetahuan dan semangat belajar para alumni dapat meraih kesuksesan dalam mengejar karir dan cita-citanya.
Menurutnya, keberhasilan wisuda merupakan awal dari perjalanan panjang. Kedepan akan banyak tantangan dan rintangan yang harus hadapi.
Baca juga: Dies Natalis ke-53 ITN Malang Resmikan PLTS Skala Kampus Terbesar di Pulau Jawa dan 3 Tempat Ibadah
“Teruslah belajar, tingkatkan segala pengetahuan dan kemampuan Saudara. Jadilah pembelajar seumur hidup, agar dapat beradaptasi dengan perubahan kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi. Saya yakin, Saudara dapat berkontribusi besar dalam berkarya, berkiprah di dalam negeri maupun luar negeri. Saudara juga harus terus berinovasi dan menciptakan lapangan pekerjaan dengan semangat kewirausahaan,” pesan Prof Lomi sapaan akrab Rektor ITN Malang.

Prof Lomi mengatakan, ITN Malang terus berupaya meningkatkan kompetensi lulusan dengan menerapkan sistem pembelajaran yang mengutamakan proses. Dengan memberikan penilaian terhadap semua aktivitas akademik dan non akademik mahasiswa. Melalui sistem ini mahasiswa yang ikut berproses dapat memaksimalkan tingkat kelulusannya, dan lulus tepat waktu.
“Prestasi yang Saudara raih hari ini tidak terlepas dari ketekunan dan perjuangan panjang yang telah Saudara lakukan selama belajar di ITN, serta peran dari orang tua dan keluarga, dan semua komponen penunjang baik itu di dalam maupun di luar kampus. Oleh karena itu, Saudara harus memberikan yang terbaik untuk keluarga sepanjang karir Saudara,” imbuh Prof Lomi.
Baca juga: Rektor ITN Malang Kukuhkan 233 Wisudawan Berkompetensi di Bidangnya
Salah satu wisudawan terbaik ITN Malang adalah Zabilla Wulandayani Prodi Teknik Kimia S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), dengan IPK tertinggi 3.90.
Zabilla mengangkat penelitian tentang limbah buah jeruk menjadi pupuk organik cair (POC). Penelitiannya dilakukan di Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Panggungrejo selain penghasil tebu juga penghasil buah jeruk. Limbah yang terbuang dari buah jeruk inilah kemudian dimanfaatkan sebagai POC.
“Dari pada terbuang dan mencemari lingkungan, limbah buah jeruk bisa dibuat POC. Hasilnya lebih efektif untuk tanaman, serta dapat meningkatkan perekonomian warga. Bisa diproduksi dan dijual,” kata dara asal Lombok ini.
Cara membuat POC pun cukup mudah. Limbah buah jeruk setelah di potong-potong ditambah EM4 untuk membantu mengaktifkan mikroba, molases atau tetes tebu sebagai sumber nutrisi mikroba, serta air kulit bawang merah agar tanaman tumbuh dengan cepat.
Kemudian adonan dimasukkan ke dalam toples dan difermentasi selama 15 hari.
“Setelah fermentasi selesai POC siap digunakan. Untuk mengaplikasikan ke tanaman POC perlu ditambah air biasa,” ujarnya.
Pembuatan POC ini sudah disosialisasikan kepada warga Desa Panggungrejo.
Baca juga: ITN Malang Jalin Kerjasama Praktek Lapangan dengan SMK Katolik St. Yosef Nenuk
Wisudawan lainnya dari Prodi Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Kadek Wahyu Adi Pratama, dengan IPK 3.77.
Wisudawan asal Bali ini merencanakan ulang struktur jembatan Sungai Besuk Kobokan tipe pelengkung dengan box baja menggunakan metode LRFD.
Latar belakang idenya adalah jembatan Kobokan yang menjadi penghubung Lumajang-Malang hancur sebagai dampak erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021.
Kadek merancang ulang jembatan dengan tipe pelengkung yang estetik. Jembatan ini awalnya memiliki lebar 9 meter, dan membentang 130 meter di atas Sungai Besuk Kobokan dengan konstruksi beton bertulang.
"Saya mendesain ulang menggunakan pelengkung di atas lantai kendaraan menggunakan box baja. Eksisting jembatan awalnya menggunakan beton bertulang di bawah lantai kendaraan," ujar Kadek.
Untuk membuat jembatan, box baja didesain setinggi 22 meter, lebar jembatan 9 meter, jarak antar gelagar memanjang 1,75 meter, serta jarak antar gelagar melintang 5 meter.
Hasil dari perencanaan yang telah dilakukan menggunakan metode Load and Resistance Factor Design (LRFD).
Baca juga: Program Studi Planologi pada ITN Malang Jadi Favorit Lulusan SMAK Giovanni Kupang
Tipe jembatan terinspirasi dari jembatan Kalikuto Semarang yang memiliki sisi estetika dan artistik. (*)
Berita ITN Malang Lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS