Gangguan Ginjal Akut Misterius

Gangguan Ginjal Akut Misterius, IDAI NTT Sebut 9 Obat Sirup Anak yang Dihindari Sementara

Ketua IDAI NTT, dr. Woro Indri Padmosiwi, juga mengimbau kepada dokter anak agar tidak memberikan resep obat sirup bagi pasien anak.

Editor: Eflin Rote
Tokopedia
Obat Sirup Sanmoll dari Paracetamol 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ikatan Dokter Anak Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur ( IDAI NTT ) menyampaikan ada 9 obat sirup anak yang perlu dihindari sementara waktu usai heboh gangguan ginjal akut misterius menyerang anak-anak.

9 obat sirup itu antara lain Paracetamol sirup, cetirizine sirup, coparetin sirup, ambroxol sirup, alerfed sirup, ranivel, raksiol, domperidon, ulfagrip. Daftar obat ini disebut mengandung etlien glikol yang diduga bisa menyebabkan gangguan ginjal akut misterius pada anak.

Ketua IDAI NTT, dr. Woro Indri Padmosiwi, juga mengimbau kepada dokter anak agar tidak memberikan resep obat sirup bagi pasien anak. 

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, Apotek Masih Jual Obat Sirup yang Dilarang Kemenkes

Ia menyebut, anjuran itu sesuai penyampaian dari IDAI pusat agar sementara ini tidak memberikan obat Paracetamol dalam bentuk sirup bagi anak. 

"Karena diduga, takutnya tercemar oleh sesuatu zat etilen glikol itu, yang mungkin menimbulkan gagal ginjal akut," sebutnya, Rabu 19 Oktober 2022. 

Dia juga menganjurkan, jika anak dalam keadaan panas maka bisa diberikan Paracetamol tablet atau kapsul untuk anak kecil. Ia mengaku pihaknya mesti hati-hati dengan obat sirup.

Menurutnya, etilen glikol itu diduga menyebabkan gagal ginjal akut pada anak-anak. Untuk itu, dr. Woro menegaskan agar tidak mengkonsumsi sirup yang mengandung etilen glikol. Penggunaan obat lain, kata dia, mesti sesuai dengan dosis untuk anak-anak. 

Baca juga: Gangguan Ginjal Akut Misterius, IDAI NTT Laporkan Satu Anak di Sumba Barat Terindikasi

Dia menyebut, ditengan musim pancaroba ini, orang tua juga perlu berhati-hati. Dia menyebut pasien dengan demam, hingga inveksi pernapasan akut untuk perlu diwaspadai. 

"Misalnya batuk pilek. Kemudian gejala produksi saluran cerna seperti diare, mual dan muntah itu juga hati-hati. Kalau ada anak-anak dengan itu orang tua harus pantau, apakah dia tambah loyo, panas tinggi atau kurang cairan maka iru harus segera ke rumah sakit," jelasnya. 

Ia mengingatkan agar memperhatikan air kencing anak tersebut. Jika anak tidak buang air kecil lebih dari 12 jam maka itu merupakan tanda yang tidak baik sehingga perlu mendapat perawatan di rumah sakit. 

Penyakit ini umumnya menyerang anak dengan usia 0-18 tahun. Dari jumlah kasus yang ada di Indonesia, laporan paling banyak kategori balita. (Fan)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved