Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 6 Oktober 2022, Mintalah, Carilah, Ketuklah
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Eman Kiik Mau dengan judul Mintalah, Carilah, Ketuklah!
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Eman Kiik Mau dengan judul Mintalah, Carilah, Ketuklah!
RD. Eman Kiik Mau menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Lukas 11:5-13.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Kamis 6 Oktober 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Hari ini, kita masih bicara tentang doa. Kadang ritme doa kita seperti berjalan ke arah jalan buntu. Saat ada masalah, ritme doa tinggi. Saat butuh sesuatu, perjalanan doa kita tanpa henti.
Seolah-olah itulah kesempatan terakhir untuk berdoa. Namun begitu semua alasan itu selesai, doa juga selesai. Jadilah ritme itu seperti berhenti di jalan buntu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 5 Oktober 2022, Tuhan, Ajarilah Kami Berdoa
Doa bukan berjalan menuju jalan buntu. Doa mesti berkesinambungan. Dan dengan ritme seperti ini, kita makin mengenal Allah. Hingga akhirnya, bukan kita yang mengenal Allah.
Tetapi Dialah yang mengenal kita. Dia pun tahu apa yang kita butuhkan.
Saat doa, inilah yang kita minta sebenarnya. Agar Tuhan membuka hati kita untuk menerima apa yang Tuhan berikan.
Jangan sampai ada kekecewaan. Maka, berdoa jangan memakai patokan tertentu.
Kita diajak berdoa tanpa henti, seperti kita mendaraskan Rosario bulan ini.
Tuhan Yesus mendorong para murid-Nya agar jangan berhenti berdoa. Berdoa bukan tanda kelemahan melainkan tanda cinta dan pengakuan atas perananan Tuhan di dalam hidup para murid.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 6 Oktober 2022, Mintalah Maka Akan Diberikan Kepadamu
Yesus pun senantiasa berdoa. Ia menunjukkan kepada para murid bahwa betapa pentingnya selalu punya kontak dengan Allah Bapa.
Dalam doa, manusia menajamkan suara hatinya sendiri, menumbuhkan kepekaan inti membedakan mana yang baik, mana yang buruk, dan mempertajam keinginan untuk mewujudkan cinta kepada Bapa dalam diri sesama.