Berita Kota Kupang
Rektor Muhammadyah Kupang, Dr. Zainur Wula Sebut NTT sebagai Rumah Pancasila
Fenomena berkembangnya Faham Radikalisme dan Terorisme di ntt : Identifikasi Penyimpangan aliran dalam bentuk politik dan agama
Penulis: Edi Hayong | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rektor Muhammadyah Kupang atau Rektor UMK Kupang, Dr. Zainur Wula, menegaskan bahwa NTT adalah Rumah Pancasila sehingga wajib hukumnya buat generasi daerah menjaga dan merawat Pancasila agar tidak dipengaruhi faham radikalisme.
Penegasan Rektor Muhammadyah Kupang atau Rektor UMK Kupang Dr. Zainur Wula disampaikan saat tampil sebagai keynote speaker Diskusi Kebangsaan pada Selasa 27 September 2022 di Aula Kampus Muhammadyah Kupang.
Diskusi kebangsaan ini digelar atas kerja sama Lapeksdam PWNU NTT menggandeng Universitas Muhammadyah Kupang atau UMK Kupang, Selasa 27 September 2022 di Aula Kampus Muhammadyah Kupang.
Baca juga: Banyak Posisi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Buka Lowongan Kerja Lulusan S1/S2, Ini Syaratnya
Diskusi ini mengambil tema : Fenomena berkembangnya Faham Radikalisme dan Terorisme di ntt : Identifikasi Penyimpangan aliran dalam bentuk politik dan agama di bumi Flobamora".
Tampil sebagai pembicara utama Rektor Universitas Muhammadyah Kupang, Rektor Muhammadyah Kupang Dr. Zainur Wula,M.Si dan pembicara lainnya dari Polda NTT Dr. Dody Eko Wijayanto, S.H, M.Hum, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme NTT dan Akademisi yang juga pengamat politik Dr. Ahmad Atang.
Rektor UMK Kupang selaku keynote speaker dalam dialog ini menegaskan bahwa NTT adalah Rumah Pancasila sehingga wajib hukumnya buat generasi daerah ini terus menjaga dan merawat Pancasila agar tidak dipengaruhi faham radikalisme.
Tidak boleh ada idiologi lainnya hidup di bumi Indonesia ini selain Pancasila yang rumusannya telah disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh pendiri bangsa ini.
"Kita sebagai generasi pewaris perjuangan pendahulu kita wajib gelorakan semangat Pancasila. Bagi saya NTT adalah Rumah Pancasila yang mempersatukan kebhinekaan dalam satu ikatan NKRI yang terbentang dari Sabang-Merauke dari Miangas-Pulau Rote," tegasnya.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Kupang Distribusikan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok
Dirinya mengakui bahwa ditengah era globalisasi saat ini, eksistensi Pancasila mendapat tantangan dari berbagai segi kehidupan.
Hal ini tentu menjadi tantangan bagi anak bangsa untuk melawan dengan terus melakukan sosialisasi kepada generasi muda agar Pancasila tetap tegak sampai selamanya di bumi Indonesia.
"Perubahan sosial ekonomi, politik, kemiskinan tentu ini menjadi pintu masuk buat oknum tertentu untuk mengganggu Pancasila. Bagi saya Pancasila sangat kuat dan menjadi idiologi terbaik di dunia ini sehingga siapapun yang merongrong kewibawaan Pancasila maka wajib dilawan," tandasnya.
Menurutnya, Pancasila dimata NU dan Muhammadyah sudah final. Pancasila adalah rumah bersama sehingga tidak boleh lagi diperdebatkan. Bahkan jauh hari sebelum Indonesia merdeka karya Pancasila sudah ada karena Pancasila adalah dasar yang mempersatukan elemen bangsa ini.
Untuk itu Ia mengajak semua elemen di NTT terus membumikan, mempertahankan Pancasila dan tidak boleh tergoda dengan paham dari luar. Pancasila memiliki dasar yang kuat. Para pendahulu sudah meletakan dasar Pancasila maka tugas generasi sekarang membumikan dalam segi kehidupan.
Sementara Ahmad Atang menilai radikalisme sebagai ancaman terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Radikalisme modern cenderung dibawa ke isu identik dengan Islam padahal justru Islam menolak dengan tegas yang namanya radikalisme di Indonesia.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Kupang Distribusikan Bantuan Bagi Korban Erupsi Ile Lewotolok