Berita Kota Kupang
Rektor Muhammadyah Kupang, Dr. Zainur Wula Sebut NTT sebagai Rumah Pancasila
Fenomena berkembangnya Faham Radikalisme dan Terorisme di ntt : Identifikasi Penyimpangan aliran dalam bentuk politik dan agama
Penulis: Edi Hayong | Editor: Rosalina Woso
Menurutnya, radikalisme akan rentan hadir pada saat adanya keterpurukan politik, sosial kemasyarakatan juga ekonomi.
Belum lagi demokrasi di Indonesia kini mengarah ke demokrasi liberal dimana soal menang dan kalah. Ini sangat gampang disusupi sehingga kuncinya adalah memperkuat semangat mempertahankan idiologi Pancasila.
"NTT ini sangat majemuk dan perekatnya adalah Pancasila. Kita jangan terpancing dengan isu-isu yang akan memecah belah persatuan di bumi NTT," pesan Atang.
Pada kesempatan ini, Dr. Dody Eko Wijayanto menegaskan bahwa terorisme dan radikalisme itu sangat berbahaya.
Untuk mencegah berkembangnya faham itu tidak bisa hanya dibebankan pada aparat penegak hukum tetapi semua elemen harus ikut menjaga Pancasila.
NTT sebagai rumah Pancasila harus menjadi contoh dalam mempertahankan eksistensi Pancasila sehingga tidak diganggu oleh paham-paham lainnya.
Ketua Lakpesdam PWNU NTT Sri Chatun, SS,M.Si menandaskan bahwa diskusi ini dilakukan untuk menyamakan pemahaman akan keberadaan Pancasila sebagai dasar negara.
Pasalnya, dari hasil kajian Lakpesdam terkait aliran radikalisme, terorisme dan, komunisme ada 4 aliran, ada satu aliran yang terindikasi tidak menerima keberadaan Pancasila.
Untuk itu, lanjut Sri Chatun, dari diskusi ini diharapkan melahirkan komitmen bersama yang akan dituangkan dalam deklarasi bersama untuk menjaga Pancasila di rumah besar NKRI.
Pada kesempatan ini juga dilakukan deklarasi bersama berisi poin-poin yang dibacakan Rektor UMK Dr. Zainur Wula,M.Si dan ditandatangani elemen terkait yang ikut hadir pada diskusi kebangsaan ini.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS