KKB Papua

KKB Papua Siap Berunding dengan Pemerintah Pusat, Ide Perdamaian Itu Telah Disetujui

KKB Papua sebuah Kelompok Kriminal Bersenjata di wilayah timur Indonesia, sudah siap berunding dengan pemerintah pusat.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
SIAP BERDIALOG - KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) di Papua, kini siap berdialog dengan pemerintah indonesia untuk mewujudkan perdamaian di Papua. Dialog tersebut sedang difasilitasi oleh Komnas HAM. 

POS-KUPANG.COM - KKB Papua sebuah Kelompok Kriminal Bersenjata di wilayah timur Indonesia, sudah siap berunding dengan Pemerintah Pusat. Dialog itu menuju perdamaian sebagaimana yang diharapkan selama ini.

Hal ini disampaikan Ketua Komnas HAM ( Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ), Ahmad Taufan Damanik, saat ditemui di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat.

Dikatakannya, dialog merupakan jalan terbaik untuk menghentikan kebrutalan yang dilancarkan kelompok bersenjata itu selama ini. "Dalam pandangan Komnas HAM, jalan terbaik dalam penyelesaian kekerasan konflik yang ada di Papua, adalah dialog damai," ujar Taufan.

Pernyataan ini dilansir Pos-Kupang.com dari Surya.com yang melansirnya dari Kompas.com dalam artikel 'Komnas HAM: Jalan Terbaik Hentikan Kekerasan di Papua adalah Dialog Damai'.

Baca juga: Pekerja di Intan Jaya Papua Meninggal dalam Perjalanan ke RS Usai Ditembak KKB Papua

Menurut Ahmad Taufan Damanik, dialog damai itu sejatinya telah dijajaki Komnas HAM sejak tahun 2021 lalu.

Awalnya, lanjut dia, gagasan itu ditolak Kelompok Kekerasan Bersenjata (KKB), Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang merupakan organisasi sayap TPNPB ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat ).

KKB PAPUA - Anggota KKB Papua Kodap VIII Kemabu Intan Jaya menyerang pos TNI di Mamba, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Selasa 16 Agustus 2022 pagi waktu Papua.
KKB PAPUA - Anggota KKB Papua Kodap VIII Kemabu Intan Jaya menyerang pos TNI di Mamba, ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Selasa 16 Agustus 2022 pagi waktu Papua. (TANGKAPAN LAYAR)

Akan tetapi, katanya, beberapa kali Komnas HAM menjajaki ide perdamaian ke Papua, selalu berakhir dengan penolakan bahkan sampai ada aksi demonstrasi.

Namun dalam beberapa waktu terakhir, kata Taufan, semua pihak baik dari OPM maupun pemerintah Indonesia, sudah bersedia duduk bersama dengan Komnas HAM, untuk menciptakan perdamaian.

"Kami sudah bicara dengan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menko Polhukam dan sudah mendapat dukungan penuh dari pemerintah, dari Panglima TNI dan Kapolri (untuk dialog damai)," ujarnya.

"Semua pihak setuju, dialog damai sebagai jalan keluar yang paling bermartabat, paling memenuhi rasa kemanusiaan," imbuh Taufan.

Taufan mengatakan, berkaca dari pengalaman perdamaian Aceh, jalan damai di Papua, sudah semestinya terwujud.

"Aceh dan kita menjadi contoh dunia dengan satu cerita kesuksesan melakukan dialog damai, siapa bilang kita enggak bisa?"

Baca juga: KKB Papua Siapkan Aksi Balas Dendam, Sebby Sambom Bocorkan Rencana Mutilasi Prajurit TNI

"Bangsa ini bangsa besar, karena itu pasti berjiwa besar menyelesaikan masalah (kekerasan di Papua) ini," tutur Taufan.

Kasus Mutilasi Simpatisan KKB Papua

Sementara itu, terungkap sederet fakta terbaru tentang kasus mutilasi empat simpatisan KKB Papua, yang melibatkan sejumlah oknum TNI.

Salah satu faktanya yakni masih ada beberapa bagian tubuh dari korban yang belum ditemukan.

Jasad para korban juga sampai saat ini masih belum dimakamkan.

Sementara itu, satu pelaku masih menjadi buronan dan tengah diburu oleh aparat.

Terkait para korban, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan apakah benar mereka adalah simpatisan KKB Papua.

Berikut ulasan selengkapnya tentang kasus mutilasi

1. Tubuh Korban Belum Lengkap

Kepolisian Daerah (Polda) Papua mengatakan jasad empat korban mutilasi hingga kini masih berada di RSUD Timika menunggu kesepakatan keluarga korban terkait pemakaman.

Mengingat yang ditemukan hanya bagian badan, sedangkan bagian lain belum ditemukan.

Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Rahmadani kepada ANTARA, di Jayapura, Sabtu, mengakui hingga kini masih menunggu keputusan keluarga terkait pemakaman, sedangkan pencarian bagian tubuh lainnya hingga kini masih terus dilakukan, meskipun Tim SAR sudah menutup operasi pencarian.

"Yang belum ditemukan adalah dua karung berisi potongan kepala dan kaki keempat korban yang dimasukkan dalam karung terpisah dan dibuang di sungai di Kampung Pigapu," paparnya.

Baca juga: Aksi Brutal KKB Papua Tembak Mati Pekerja Proyek di Sugapa, Undius Kogoya Bertanggungjawab

2. Satu Pelaku Masih Buron

Keempat korban mutilasi itu dibunuh oleh 12 pelaku, delapan di antaranya adalah oknum TNI AD.

Sebanyak 11 pelaku sudah ditahan, termasuk delapan anggota TNI, namun seorang lagi berinisial RMH masih buron, kata Faizal.

Ia mengatakan motif pembunuhan diduga masalah ekonomi yang diawali para pelaku menawarkan senjata api seharga Rp 250 juta dan harga tersebut disepakati namun korban dibunuh dan uangnya dibagi-bagi.

Tubuh keempat korban dimutilasi dan dimasukkan dalam enam karung berbeda, yakni empat karung masing-masing berisi badan korban dan dua karung berisi kepala dan kaki korban yang dibuang di Sungai Pigapu.

3. Jasad Korban Masih Diidentifikasi

Terkait identitas korban, Faizal mengaku Tim Labfor Polda Papua sedang berupaya mengidentifikasi keempat jasad tersebut.

"Mudah-mudahan hasilnya segera diketahui untuk memastikan identitas korban, " harap Kombes Faizal Rahmadani.

4. Belum Tentu Terlibat KKB Papua

Direktur Reskrimum Polda Papua Kombes Pol Faizal Rahmadani menyatakan belum bisa dipastikan keterlibatan empat korban mutilasi itu dalam Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.

"Belum didalami adanya dugaan keterlibatan keempat korban dengan KKB, karena masih diselidiki," kata Kombes Faizal, Jumat.

Baca juga: Profil Seth Jafeth Rumkorem, Mantan Anggota TNI yang Gabung KKB Papua Hingga Jadi Pimpinan OPM

Dia mengakui, saat ini anggota kepolisian masih melakukan penyelidikan, untuk mengetahui ada atau tidaknya keterkaitan korban dengan KKB Papua.

Selain itu, pihaknya belum bisa mengetahui identitas keempat jasad yang masih disemayamkan di RSUD Timika, karena menunggu hasil identifikasi yang dilakukan Puslabfor Polda Papua.

"Butuh waktu sekitar seminggu untuk memastikan identitas keempat jasad korban mutilasi yang hingga kini hanya ditemukan bagian tubuh korban," kata Kombes Faizal lagi. (*)

Ikuti Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved