Pilpres 2024

Benny K Harman Ungkap Fakta: Ada Suara Genderuwo Jegal Anies Baswedan Maju ke Pilpres

Benny K Harman, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat melontarkan pernyataan mengejutkan. Ia mengatakan ada pihak berusaha menjegal Anies Baswedan.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Benny K Harman sebut saat ini ada pihak yang hendak menjegal Anies Baswedan maju ke Pilpres 2024. Benny menyebut sudah mendengar suara genderuwo tentang hal itu. 

POS-KUPANG.COM - Benny K HarmanWakil Ketua Umum Partai Demokrat, melontarkan pernyataan yang mengejutkan. Ia mengatakan ada pihak yang saat ini berusaha menjegal Anies Baswedan.

Fakta penjegalan terhadap Gubernur DKI Jakarta tersebut, adalah ketika melaporkannya kepada KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ).

Bagi Benny K Harman, upaya para pihak itu merupakan bagian dari niat menjegal Anies Baswedan maju ke Pilpres 2024.

Untuk diketahui, baru-baru ini Anies Baswedan dipanggil oleh KPK. Pemanggilan tersebut terkait dugaan korupsi balap mobil listrik kelas dunia Formula E.

Baca juga: Kader PDIP Ini Remehkan Anies Baswedan: Kita Lihat Saja, Apakah Ada Partai yang akan Mengusung?

"Saya hanya dengar saja. Ada genderuwo. Genderuwo ini adalah suara yang tidak jelas asal usulnya. Yang tidak menghendaki pak Anies Baswedan menjadi calon presiden," kata Benny saat ditemui awak media di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat 16 September 2022.

Kendati demikian, Benny tidak membeberkan secara detail, siapa sosok atau pihak yang menjadi menjegal bagi langkah Anies Baswedan maju ke gelanggang Pilpres 2024 tersebut.

Benny K Harman hanya memastikan, bahwa pihak yang dimaksud, memiliki kekuatan yang tak terlihat.

"Saya tidak tahu. Tapi yang penting ada invisible power. Invisible hand yang ingin menjegal," ucap dia.

Adapun bentuk penjegalan itu kata Benny, termasuk soal pelibatan Anies Baswedan dalam kasus hukum atau perihal lainnya.

Upaya itu kata dia dilakukan memang sengaja sebelum bergulirnya kontestasi politik.

"Pasti targetnya seperti itu," ucapnya.

SBY Cium Aroma Tak Jujur

Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disapa SBY menyatakan sikap terpaksa turun gunung menghadapi Pemilu 2024 mendatang.

Pasalnya, SBY yang juga Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini, telah mencium aroma tak sedap dari agenda pemilu yang akan dilaksanakan serempak pada tahun 2024 mendatang.

Hal ini disampaikan langsung oleh SBY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat 16 September 2022.

Baca juga: Anies Baswedan Bongkar Kisah Masa Lalu Saat Prabowo Subianto Mendatanginya, Begini Katanya

Dikatakannya, saat ini sudah mulai terlihat adanya gejala atau tanda-tanda, bahwa Pemilihan Umum tahun 2024 akan berlangsung tidak jujur dan tidak adil.

Untuk itu, katanya, ia terpaksa turun gunung. "Mengapa saya harus turun gunung menghadapai Pemilu 2024, karena saya mendengar dan mengetahui, ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," tandasnya.

Pernyataan SBY yang akan turun gunung itu kini beredar di media sosial, sebagaimana yang dikutip Tribunnews.com, Jumat 16 September 2022.

SBY menyebutkan, saat ini ada yang menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti hanya diinginkan oleh mereka, yakni dua pasangan capres dan cawapres. Itu yang mereka kehendaki," ujarnya.

Bahkan, lanjut SBY, ia juga mendapat informasi bahwa Partai Demokrat sebagai oposisi, tidak bisa mengajukan capres dan cawapresnya.

"Informasinya Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri bersama koalisi tentunya. Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" tanya SBY kepada ribuan kader Demokrat.

Para pihak yang berencana melakukan upaya tersebut, demikian SBY adalah pihak yang memiliki pikiran batil.
Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah hak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," ujarnya.

Baca juga: Sebulan Lagi Anies Baswedan Turun Takhta, Jimly Assiddiqie Usulkan Kandidat Ini, Siapa Sih?

Lebih lanjut, SBY menjelaskan selama 10 tahun Partai Demokrat berkuasa, tak pernah melakukan kebatilan.

"Ingat, selama 10 tahun lalu kita di pemerintahan, dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres, Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," tandasnya.

Oleh karena itu, katanya, Partai Demokrat harus bangkit menyingkirkan kebatilan demi dan untuk kepentingan rakyat Indonesia. (*)

Ikuti Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved