Berita Kota Kupang
Peringati HUT ke 17 Tahun, GBI Tunas Daud Kupang Sosialisasi Cegah Stunting
Peran ibu dan anak menjadi sangat penting untuk mencegah stunting. Saat anak lahir tidak boleh lebih rendah dari 1200 gram
Oleh karena itu, dia menegaskan agar program pencegahan stunting seperti yang digalakkan GBI Tunas Daud, untuk terus dijalankan dengan komitmen bersama.
Sementara itu, Pendeta GBI Tunas Daud, Izhak Eduard Rihi, mengatakan, GBI Tunas Daud sendiri memang membuat satu program dengan orang tua asuh yang akan merawat anak-anak untuk pemberian gizi hingga menjaga agar tidak terpapar stunting.
Menurutnya, dengan kolaborasi dari semua jemaat, maka program ini, ia optimis mampu menanggulangi stunting yang menjadi masalah bersama di NTT, khususnya di Kota Kupang. Dengan ini juga, menurut dia, bisa menjadi contoh bagi gereja lain agar kerjasama bisa dilakukan.
Pendeta Eduard, mengatakan, konsep ini lahir atas kesadaran bahwa gereja merupakan Pemerintahan Tuhan dibumi. Menurutnya, Gereja harus hadir ketika masyarakat membutuhkan perhatian sebagaimana ajaran dari Tuhan.
"Kita hadir itu menjawab kebutuhan masyarakat. Jadi ada persoalan ditengah masyarakat Gereja harus hadir menjawab itu. Solusi itu ada di gereja," jelasnya.
Selama ini Gereja hanya ada pada prespektif sebagai tempat ibadah. Namun, fungsi dari Gereja harus dioptimalkan untuk memberikan perhatian demi kesejahteraan bagi umat. Dia beranggapan bahwa fenomena Gereja menjadi beban negara harusnya mulai dikurangi dan dikembalikan pada sejatinya.
GBI Tunas Daud ingin hadir dengan model terlibat langsung membantu masyarakat. Hampir tiap tahun dan berbagai kesempatan, GBI Tunas Daud membuat sebuah kegiatan untuk masyarakat. Kerja-kerja semacam ini terus dilakukan GBI Tunas Daud dalam rangka mengurai berbagai persoalan yang dihadapi warga ataupun jemaat.
Baca juga: Bobotoh Geulis GBI Berharap Persib Bandung Dapat Keberuntungan dan Prestas di Tahun 2022
Perpuluhan yang diperoleh Gereja, menurut Pendeta Eduard, itu sama dengan pajak yang ada di pemerintahan. Perpuluhan ini kemudian digunakan oleh GBI Tunas Daud untuk membangun ataupun membantu masyarakat. Baginya ini konsep yang sebenarnya.
Terkait dengan oenceg stunting, ia mengaku, GBI Tunas Daud melakukan pendampingan pada ibu hamil hingga enam bulan atau hingga pulih. Pendampingan dilakukan dimaksudkan dengan memberi makanan tambahan dan pemberian obat-obatan sesuai resep dokter bagi anak-anak stunting.
Saat ini GBI Tunas Daud memulai program ini pada dua Kelurahan yakni TDM dan Pasir Panjang. 20 anak di dua kelurahan akan didampingi oleh jemaat dari GBI Tunas Daud sampai pada anak-anak itu sembuh. Setelah dua kelurahan ini sukses, maka GBI akan menerapkan pola yang sama di kelurahan lain.
Ia berharap ini menjadi model dalam aksi pencegahan stunting yang ada di Kota Kupang. Menurutnya ini menjadi kolaborasi bersama agar generasi muda di Kota Kupang bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Staf Ahli Wali Kota Kupang Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Maria Magdalena Detaq, mewakili Penjabat Wali Kota Kupang, menyampaikan apresiasi kepada GBI Tunas Daud. Ia menyebut ini merupakan sebuah peran yang baik. Ini merupakan pelayanan alternatif sesuai dengan kondisi yang ada di Kota Kupang.
Dia berharap ini menjadi contoh bagi Gereja dan tempat ibadah lain. Apalagi, GBI dengan pola pendampingan justru akan sangat membantu bagi penanganan stunting.
Lurah Pasir Panjang, Oktavianus Lomi, juga memberi apresiasi apa yang sudah dilakukan oleh GBI Tunas Daud. Menurutnya ini merupakan kegiatan kemanusiaan yang sangat menyentuh. Masalah stunting harus menjadi masalah bersama untuk penanggulangan.
"Saya mengajak agar mungkin bisa mencontohi yang sudah dilakukan GBI Tunas Daud. Kalau semua kita bergandengan maka masalah stunting bisa teratasi," sebut dia.