Berita Ekbis

Kenaikkan BBM Perlu Tapi Tidak Tepat

kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) itu memang tidak bisa ditunda. Hanya saja sekarang ini belum terlalu tepat waktunya.

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG/DOKUMENTASI PRIBADI
Dr. James Adam,SE.MBA, pengamat ekonomi regional 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Jadi memang kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) itu memang tidak bisa ditunda. Hanya saja sekarang ini belum terlalu tepat waktunya. 

Karena kita di Indonesia ini baru saja "recovery" dari soal pandemi covid-19 sehingga ekonomi kita turun jauh. Kita jadi lemah ekonomi disitu. 

Dan sekarang kita baru mau bangkit, dan orang sedang usaha baru dan ada yang sedang mengatur ulang usahanya selama ini tidak jalan bagus dan baru merangkak maju. 

Kini tiba-tiba saja datang gelombang badai Bahan Bakar Minyak BBM. Sehingga ini menurut saya tidak terlalu pas waktu sekarang ini. Mestinya dipending dulu ke tahun depan, awal tahun supaya yang sekarang baru merangkak maju ini sudah bisa atur langkah memang, sudah bisa siap-siap memang sebelum terjadi kenaikan BBM. 

Memang satu-satunya jalan keluar yang paling baik adalah menaikan harga BBM ketimbang menambah subsidi yang membebani anggaran negara. Asumsinya itu sudah 1.500 trilun. 

Berikutnya, kenaikan Bahan Bakar Minyak BBM Perlu Tapi Tidak Tepat BBM ini naik, suka tidak suka, mau tidak mau secara otomatis seluruh harga yang berlaku di pasar akan berubah, baik harga sembako, kebutuhan manusia untuk yang lain-lain itu pasti berubah. 

Bukan hanya itu saja, semua produk yang dijual atau dibutuhkan konsumen dalam bentuk barang dan jasa pasti akan berubah dari segi harga. Tiket pasti naik, seluruh angkutan pasti naik, ongkos transportasi naik untuk distribusi barang dan jasa. Semua pasti naik, karena ukurannya adalah BBM, operasional kita itu ada BBM. 

Tidak mungkin Bahan Bakar Minyak BBM naik yang lain tidak naik. Dalam rangka itu Pemerintah mensubsidi lewat BLT.  Tapi BLT itu tidak sepanjang waktu membantu membuat keseimbangan. 

Baca juga: Wakili Delegasi Polri di UNCOPS PBB, Kadiv Hubinter Polri Dorong Partisipasi Perempuan

Karena BLT ini pasti pada suatu waktu akan dikaji kembali atau dihentikan ataupun digunakan dibentuk yang berbeda. Jadi skema bantuan yang Pemerintah buat ini hanya sebatas stimulus atau perangsang. Itu bukan menjawab persoalan atau dalam memberikan jalan keluar. 

PKH itu tidak sepanjang masa akan berakhir. Mungkin akan dapat tapi dalam bentuk yang berbeda. Ini tergantung dari anggaran negara kita. 

Semakin kita bikin program ekonomi yang banyak dan besar maka menghabiskan banyak uang kita harus cari pinjaman utang luar negeri dan menambah beban. 

Jadi boleh, solusi jangka pendek Pemerintah memberikan skema bantuan sosial, ekonomi tapi kita tidak bisa bermain dalam konteks yang panjang macam ini. 

Kalau tidak nanti kita akan menciptakan satu hal yang baru sekali, yang lain daripada lain dan tidak bisa hilang begitu saja ialah sifat ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah. Nanti sedikit-sedikit mereka akan demo, BLT kalau tidak ada masyarakat bisa demo Pemerintah. Ini persoalan. 

Saya kira, tidak ada persoalan BBM naik. Tidak bisa tidak, cuman waktunya tidak tepat. Ini juga nanti, kalau pembelian BBM dengan online menggunakan MyPertamina itu juga bikin satu persoalan baru di masyarakat. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved