Berita Nasional
Bongkar Semua Kebusukan Irjen Ferdy Sambo Cs, Kapolri Listyo Kini Tuai Dukungan Presiden dan DPR
Kebusukan Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J terbongkar satu persatu, kini Kapolri tuai dukungan Presiden Jokowi dan DPR RI
POS-KUPANG.COM - Lantaran kebusukan Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J terbongkar satu persatu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kini menuai dukungan dari Presiden Jokowi dan DPR RI.
Dukungan Presiden Jokowi itu sesungguhnya terlihat sejak awal kasus itu terjadi. Saat itu Presiden Jokowi meminta Kapolri untuk mengusut tuntas kasus itu hingga tuntas dan membeberkannya kepada publik.
Alhasil, kebusukan Irjen Ferdy Sambo yang dulunya menjabat Kadiv Propam Polri itu, kini terungkap satu per satu. Bahkan satu persatu perwira menengah hingga perwira tinggi Polri dijebloskan ke balik jeruji besi.
Dalam kasus pembunuhan Brigadir J atau Nofryansah Yosua Hutabarat itu, terungkap Irjen Ferdy Sambo merencakanan pembunuhan, berusaha menghilangkan TKP dan bersama komplotannya menghalang-halangi penyidikan.
Baca juga: Nasib Kapolda Metro Jaya Diujung Tanduk, Kini Terseret ke Pusaran Kasus Ferdy Sambo
Agar semua tindak kejahatannya tak terungkap ke permukaan, Mantan Kadiv Propam Polri itu berusaha menyuap para pihak yang terlibat dalam tindak pidana pembunuhan tersebut.
Tindakan yang dilakukannya, adalah menyuap Bharada E dengan uang Rp 1 miliar, berjanji memberikan uang kepada Brigadir Ricky Rizal dan Kuat Maruf masing-masing Rp 500 juta.

Berikutnya, diduga menyogok LPSK ( Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ) dengan sejumlah uang yang diisi dalam amplop.
Bahkan fakta baru yang kini beredar, adalah Irjen Ferdy Sambo Cs diduga menguras uang milik Brigadir J sebesar Rp 200 juta yang selama ini disimpan di bank.
Uang Rp 200 juta itu ditransfer dari rekening bank milik Brigadir J ke rekening bank milik para pelaku pembunuhan yang saat ini telah berstatus tersangka.
Atas tindakan itulah, Kamaruddin Simanjuntak, Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J meminta polisi untuk mengusut tuntas kejahatan tersebut.
Untuk diketahui, sejak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Khusus Mabes Polri menangani kasus Brigadir J, satu per satu oknum anggota polisi dijebloskan ke tahanan.
Oknum polisi yang dicokok itu ada yang berpangkat jenderal, ada juga perwira menengah. Bahkan yang selama ini biasa menangani perkara pun dijebloskan ke tahanan, karena diduga terlibat dalam kasus Brigadir J.
Hal yang memiriskan hati, adalah korban yang dibunuh oleh oknum jenderal dan para perwira itu, adalah seorang ajudan berpangkat kecil, yang sehari-harinya bertugas mengawal atasannya, dan melayani semua keperluan sang jenderal.
Baca juga: Di Pusara Brigadir J, Ibunda Ucap Kalimat Haru: Engkau Pahlawan Anakku, Engkau Pahlawan
Dalam hal yang kontras itulah Presiden Jokowi meminta Kapolri untuk mengusut tuntas dan membeberkannya secara transparan kepada publik.
Buktinya, adalah dalam tempo yang tidak terlalu lama, Timsus Mabes Polri berhasil mengungkap kasus itu dan membongkar motif yang ada dibaliknya.
Atas kinerja Timsus itulah, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menuai dukungan tak hanya dari Presiden Jokowi tetapi juga dari kalangan DPR RI dan publik di negeri ini.
Makanya saat ini, para pendukung Irjen Ferdy Sambo harus pikir berulangkali bila memberikan bantuan kepada mantan Kadiv Propam Polri itu.
Sebab, posisi Irjen Ferdy Sambo dan komplotannya kini semakin melemah dan pada saat yang sama, dukungan kepada Kapolri justeru terus mengalir.

Dukungan nyata yang kini didapat Kapolri, datang dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang sejak awal minta kasus polisi tembak polisi dituntaskan secara transparan.
Dukungan yang sama juga datang dari mahasiswa melalui organisasi Mahasiswa Peduli Keadilan (MPK).
Koordinator MPK, Agung Alamsyah Pardillah mengatakan saat ini Kapolri mampu mengusut kasus pembunuhan Brigadir J secara transparan.
Langkah yang dilakukan Kapolri, lanjut dia, merupakan implementasi dari jargon Polri Presisi.
"Dengan ditetapkannya Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka dan dilakukannya evaluasi menyeluruh terhadap jejaring FS di tubuh Polri yang diduga ikut membantu skenario busuk FS, menggambarkan Kapolri tidak main-main."
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak: Terbongkarnya Rahasia Ferdy Sambo Jadi Biang Pembunuhan Brigadir J
"Itu artinya Kapolri dapat diandalkan," tandas Ketua Keluarga Mahasiswa Banten (KMB) Bogor melalui keterangan tertulis, Rabu 17 Agustus 2022.
"Tinggal nanti harus ada juga punishment dari Kapolri yang lebih memberikan efek jera dalam tubuh korps bhayangkara tersebut terhadap jejaring FS agar paradigma polri terus baik dan dampaknya pada pelayanan yang terus prima kepada masyarakat," tambah Agung.
Meski begitu, Agung menilai masih ada PR yang harus dituntaskan Polri yakni membongkar motif dari pembunuhan supaya terang benderang.

Menurutnya, hal ini penting agar tidak beredar banyak spekulasi mengenai motif kasus ini.
"Hal ini menjadi penting untuk menjaga akuntabilitas yang didengungkan Polri disamping sebagai pembelajaran publik agar kejadian serupa tak terulang," tutur Agung.
Agung juga meminta Kapolri jangan ragu atau takut memberantas mafia maupun oknum nakal di internal Polri.
"Selain sinyal kuat yang diberikan Presiden Jokowi agar Polri mengambil langkah tegas dan profesional mahasiswa pun berada di belakang kapolri untuk berbenah di tubuh polri menuju polri yang lebih baik," pungkas Agung.
Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Arsul Sani meyakini sistem yang dibangun Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bisa menghadapi kemungkinan munculnya perlawanan dari kubu Irjen Ferdy Sambo.
Terutama, terkait pengusutan kasus dugaan pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Baca juga: Diduga Terlibat Pengrusakan TKP Kasus Brigadir J, AKBP Jerry Siagian Ditahan di Mako Brimob
"Sebagai anggota Komisi III, saya yakin sistem yang ada di Polri terhadap situasi yang demikian sudah terbangun untuk menghadapi kemungkinan adanya perlawanan tersebut," kata Arsul.
Legislator PPP ini pun menyebut Kapolri Listyo tinggal secara konsisten menegakkan sistem di internal Polri tersebut. Baik yang terkait dugaan pelanggaran etik maupun tindak pidana.
"Jika itu dilakukan maka dukungan publik akan berada di belakang Kapolri dan jajaran pimpinan Polri," terangnya.
Sebelumnya, Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengingatkan kelompok-kelompok pendukung mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang diduga memberikan perlawanan dalam penuntasan kasus kematian Brigadir J.
"Pak Kapolri sekiranya ada pihak pihak intervensi, ikut campur dalam proses penyidikan, Pak Kapolri harus menertibkan, harus diberikan peringatan," kata Sugeng kepada wartawan, Rabu 17 Agustus 2022.
Sugeng menyatakan bahwa Ferdy Sambo memang cukup memiliki pengaruh di Korps Bhayangkara.
Baca juga: ANEH! Brigadir J Sudah Mati Dibunuh Tapi Uangnya di Bank Tiba-Tiba Pindah ke Rekening Pelaku
Sebab, puluhan anggota Polri ikut terlibat dalam mempengaruhi penyelidikan awal kasus pembunuhan Brigadir J.
“Pasti berpengaruh, makanya 36 orang yang ikut nyemplung dalam kasus ini, gimana tidak berpengaruh," jelasnya.
Menurutnya, pengaruh Sambo di internal Polri tak terlepas dari posisinya yang menjabat sebagai Kadiv Propam dan Kasatgasus Merah Putih.
Namun, saat ini Ferdy Sambo sudah dicopot dari jabatan tersebut.
Di sisi lain, Sugeng mengatakan pembubaran Satgasus Merah Putih menjadi upaya mengurangi pengaruh Sambo.
"Iya salah satu bentuk mengurangi kekuatan, menghilangkan atau memutus mata rantai (pengaruh) tersangka FS," ujarnya.
Baca juga: MENGHARUKAN, Sebelum Dibunuh, Brigadir J Ingin Orangtuanya Hadir Saat Ia Diwisuda
Seperti diketahui, Kapolri telah mengumumkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka pembunuhan kasus Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Diketahui, Brigadir J tewas akibat luka tembak di rumah Sambo kawasan Duren Tiga, Jakarta, pada 8 Juli 2022. (*)
Berita Lain Terkait Brigadir J
Ikuti Berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS