Berita Nasional
Harga Mi Instan Naik Tiga Kali Lipat
Perang yang berkecamuk di Eropa diperkirakan akan berimbas pada melonjaknya harga barang kebutuhan pokok, termasuk Mi instan.
"Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, Panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita," katanya.
Di sisi lain Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yakin harga mi instan tidak akan naik tiga kali lipat seperti yang dikatakan Mentan. Sebaliknya, ia menyebut harga gandum akan turun seiring membaiknya panen komoditas itu di sejumlah negara.
"Enggak (naik). Dulu kan gagal panennya (gandum) Australia, Kanada, Amerika gagal, sekarang panennya sukses," ujar Zulhas di Kementerian Perdagangan, Rabu 10 Agustus 2022.
Baca juga: Sri Mulyani Ingatkan Dunia,Krisis Pangan Akibat Pandemi & Perang Rusia Ukraina Bisa Berlangsung Lama
Zulhas menambahkan saat ini Ukraina sudah bisa mengekspor gandum sehingga harga komoditas itu akan turun pada September mendatang. "Apalagi sekarang Ukraina bisa jual (gandum). Mungkin September trennya akan turun," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan kenaikan harga gandum akibat invasi Rusia ke Ukraina akan berdampak pada harga pangan seperti roti dan mi di Indonesia. Sebab, Indonesia masih bergantung pada gandum dari dua negara tersebut.
"Ini hati-hati yang suka makan roti yang suka makan mi, harganya bisa naik. Karena apa? ada perang di Ukraina. Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum 34 persen berada di negara itu. Rusia, Ukraina, Belarusia semua ada di situ. Di Ukraina saja ada stok gandum," papar Jokowi.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ukraina. Di sana ia menanyakan langsung kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy soal stok gandum.
"Waktu saya ke sana, saya tanya langsung Presiden Ukraina, berapa stok yang ada di Ukraina? 22 juta ton. Stok gak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya menjadi 77 juta ton," urai Jokowi.
Kemudian, saat berkunjung ke Rusia, Jokowi juga menanyakan hal yang sama ke Presiden Vladimir Putin. Ternyata stok gandum di negara itu mencapai 130 juta ton.
"Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia. Dan sekarang ini sudah mulai (langka). Barang itu gak bisa keluar dari Ukraina dan gak bisa keluar dari Rusia," kata Jokowi. (tribun network/hen/kps/dod)