Berita Nasional

Harga Mi Instan Naik Tiga Kali Lipat

Perang yang berkecamuk di Eropa diperkirakan akan berimbas pada melonjaknya harga barang kebutuhan pokok, termasuk Mi instan.

Editor: Alfons Nedabang
ISTIMEWA
MI INSTAN - Ilustrasi Mi instan. Harga Mi instan akan naik tiga kali lipat. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Dampak resesi global mulai terasa. Perang yang berkecamuk di Eropa diperkirakan akan berimbas pada melonjaknya harga barang kebutuhan pokok. mi instan salah satunya.

Harga makanan favorit anak kos itu diperkirakan akan naik. Tak tanggung-tanggung, harga mi instan diperkirakan akan melambung tiga kali lipat dari harga sekarang.

Setidaknya itulah yang dikatakan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ia menyebut harga mi instan akan naik tiga kali lipat imbas Perang Rusia Ukraina. Pasalnya, perang antara kedua negara itu membuat ratusan ton gandum tertahan.

Alhasil, pasokan gandum ke sejumlah negara termasuk Indonesia berkurang sehingga harganya jadi naik. gandum adalah bahan baku untuk membuat mi.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul dalam webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin 9 Agustus 2022.

Baca juga: Resesi Ekonomi Dunia, Inflasi Minus Pangan, PBB Minta Ukraina Ekspor Gandum Melalui Koordinat Aman

Syahrul mengatakan stok gandum Indonesia masih tergantung pada impor. Karenanya, gangguan pasok ini sangat berpengaruh pada kebutuhan dalam negeri. "Saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," kata dia.

Syahrul menjelaskan, kondisi yang saat ini terjadi perlu koordinasi dari berbagai pihak. Ia meminta pemerintah daerah menguatkan produktivitas pertanian sehingga dampak yang akan dialami dari adanya konflik global tidak terlalu terasa di dalam negeri.

Selain mi instan yang diprediksi akan mengalami lonjakan, Syahrul mengungkap adanya potensi tersendatnya pasokan pupuk ke Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi importir pupuk dari Rusia maupun Ukraina.

"Di Ukraina dan Rusia juga pemasok pupuk terbesar dunia, karena ada posfat, kalium yang terbesar, dan harga naiknya pupuk di dunia 3 sampai 5 kali lipat dari harga sekarang karena persolan konektivitas yang tidak tidak berjalan normal," kata dia.

Terpisahm Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Franky Welirang tak menampik pernyataan Syahrul mengenai kemungkinan naiknya harga mi instan. Franky mengatakan gandum yang masuk pada Agustus hingga September nanti bisa saja menjadi harga gandum tertinggi.

Baca juga: Indonesia Dibayangi Krisis Keuangan, Imbas The Fed Naikkan Suku Bunga Dua Kali

Namun demikian, ia memperkirakan kenaikan harga mi instan itu tidak akan sampai tiga kali lipat seperti yang dikatakan Mentan. "Kenaikan ini tak berdampak banyak terhadap harga mie," ujar Franky, Rabu 10 Agustus 2022.

Menurutnya, kenaikan harga mie tak akan signifikan. Sebab, terigu yang dihasilkan dari biji gandum bukan satu-satunya komponen utama.

"Kalau tahu costing mie instan baru orang mengerti bahwa mi instan bukan hanya terigu. Komponen terigunya juga tidak besar-besar amat," katanya.

"Harga mie instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa tiga kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan," kata Franky.

Ia menambahkan, Indonesia mengimpor gandum ke banyak negara. Apalagi, saat ini beberapa negara yang dimaksud juga sedang panen gandum. Jadi, kata dia, pasokan gandum dalam negeri tak akan banyak terpengaruh.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved