Berita Nasional
Petinggi Polri Terbelah, Ada yang Ingin Kasus Brigadir J Dibuka, Ada juga yang Keberatan, Simak Ini
Kasus kematian Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat memperlihatkan fakta bahwa para jenderal di institusi tersebut, kini terbelah dua.
Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik pun menjelaskan detik-detik setelah penembakan terhadap Brigadir J, seperti yang terlihat dalam rekaman CCTV di luar TKP ( Tempat Kejadian Perkara ).
Baca juga: Terungkap, Ada Jenderal Terlibat Sabotase Kasus Brigadir J, Belangnya Sudah Diketahui Kapolri
Dalam rekaman CCTV tersebut, katanya, tampak istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi (PC), seperti menangis histeris.
“Tidak beberapa lama, kelihatan lagi di CCTV Ibu PC kembali lagi ke rumah pribadi. Tampak, wajahnya seperti menangis, didampingi ada satu dua orang yang di belakangnya,” kata Ahmad Taufan Damanik.
Ia menyebutkan rekaman CCTV itu diperoleh Komnas HAM dari penyidik saat virtual dalam forum group diskusi (FGD) yang diselenggarakan Jaringan Aktivis Batak Indonesia bersama Forum Mahasiswa Sumut Jakarta, Jumat 5 Agustus 2022.

Dia menjelaskan, peristiwa menangisnya istri Ferdy Sambo yang terekam CCTV berada di rentang waktu pukul 17.00-17.30 WIB, saat terjadi penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.
Di tempat terpisah, terlihat rekaman CCTV Ferdy Sambo dan ajudan mengendarai mobil menuju ke TKP atau rumah dinasnya.
“Setelah itu, kira-kira jam 17.01 WIB atau berapa (menit), mereka (Ferdy Sambo dan ajudan) naik ke mobil, kelihatan juga, menuju ke rumah dinas, itu yang kita sebut sebagai TKP,” tuturnya.
Baca juga: Daftar Pejabat Polri Diduga Tak Profesional Tangani Kasus Brigadir J, Kapolri Ambil Tindakan Tegas
“Tidak berapa lama, berapa menit kemudian, Pak Sambo keluar juga menuju tempat lain, tetapi baru berapa menit dia berjalan, dalam CCTV itu berhenti. Nah, kemudian berbalik mobilnya itu, CCTV enggak bisa menjelaskan apa-apa, tetapi hanya keterangan dari penyidik yang menyatakan bahwa dia (Ferdy Sambo) menuju rumah dinas itu karena ditelepon oleh istrinya, ada kejadian itu,” bebernya.
Selanjutnya, kata Ahmad Taufan, Ferdy Sambo didampingi satu dua orang di belakangnya. “Kemudian CCTV lainnya, memperlihatkan mobil Provos hilir mudik, mobil patroli hilir mudik, yang dikatakan mereka ditelepon dan heboh, ya ngurusin itu lalu ada kelihatan mobil ambulans kurang lebih jam 19.00 WIB sampai direkam semua, sampai di RS Bhayangkara (Kramat Jati),” ungkapnya.
Namun ini semua masih dari ketrangan penyidik sebelumnya, sebelum ke 25 personel yang telah dimutasi dan tengah diperiksa oleh Timsus tersebut.
Dia menambahkan, keterangan yang bisa diperoleh di TKP hanya dari keterangan Bharada E. Sementara keterangan dari PC belum bis didapatkan.
“Problem krusialnya karena di TKP itu yang bisa kita dapatkan hanya keterangan Bharada E. Dia katakan mendengar teriakan-teriakan dari Ibu PC ini, (meminta) tolong (kepada) Richard, nama panggilannya Bharada E. Namanya, Richard Eliezer,”ujar Taufan Damanik.
25 Personel Polri Diperiksa
Tim khusus yang sebelumnya dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memeriksa sejumlah pihak di internal Polri yang menangani perkara tersebut.
Dari hasil pemeriksaan, Kapolri mengindikasikan ada 25 personel Polri yang diduga tidak profesional. Mereka terdiri atas perwira tinggi (pati), perwira menengah (pamen), hingga perwira pertama (pama).
Baca juga: Ferdy Sambo Dicopot & 25 Polisi Diperiksa Gegara Tak Profesional Tangani Kasus Brigadir J, Ada Apa?