Renungan Harian Katolik Jumat 5 Agustus 2022, Sabar Memanggul Salib

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Sabar Memanggul Salib.

RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik dengan merujuk  Nubuat Nahum 1:15; 2:2; 3:1-3.6-7, dan bacaan Injil Matius 16:24-28.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Jumat 5 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Rayakanlah pesta-pestamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu. Karena orang dursila tak akan datang lagi menyerang engkau. Ia telah dilenyapkan sama sekali!

Sungguh, inilah berita damai sejahtera yang dibawa Tuhan kepada umat yang dilindungi-Nya. Berbagai malapetaka, kecelakaan dan bencana yang memenuhi kota dari para penumpah darah dipulihkan kembali saat Tuhan datang dengan mengabarkan berita damai sejahtera.

Banyak orang yang mati karena perang yang kejam dan tidak berperikemanusiaan didamaikan dengan kasih Tuhan yang meniadakan lagi kerusakan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 4 Agustus 2022, Siapa Yesus Bagiku

Itulah tanda dahsyatnya kasih Tuhan yang mengampuni dan yang memulihkan hidup umat-Nya.

Kita orang beriman, mungkin saja hidup kita tidak sungguh selaras dengan warta damai sejahtera yang diwartakan Tuhan.

Mungkin saja hati kita begitu kejam dan sikap kita sangat kasar bahkan kata-kata kita keras menusuk rasa.

Pada situasi hidup kita yang seperti inilah kita harapkan Tuhan datang membawa damai, dan menimbun kasih yang sejuk agar memulihkan kembali relasi yang hancur.

Di sini kita diminta untuk mengusahakan hidup dengan hati yang terbuka terhadap Tuhan. Kita diminta untuk mempersembahkan hidup dengan sabar memanggul salib.

Karena untuk itulah kita dipanggil menjadi murid dan mengikuti Kristus.

"Setiap orang yang mau mengikuti Aku, dia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 Agustus 2022, Dalam Cinta dan Iman yang Teguh

Panggilan ini menuntut pengorbanan yang besar dari kita. Karena kita harus hidup dengan menolak kecenderungan manusiawi kita dan mengikuti kehendak ilahi.