Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Ketamakan Menghancurkan dan Mematikan

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Fransiskus Atamau dengan judul Ketamakan Menghancurkan dan Mematikan.

Editor: Agustinus Sape
DOK KUB SANTO ANDREAS RASUL
BACA INJIL - RD. Fransiskus Atamau (kiri) saat membaca Injil pada misa Pekan Biasa XVIII, Minggu 31 Juli 2022. Dalam Injil Yesus berkata kepada orang banyak, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan! Sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu.” 

Ketiga, ketamakan mengasingkan dan menyingkirkan Allah dari hati manusia serta menjadikan kita miskin di hadapan Allah.

Keempat, ketamakan tidak akan pernah bisa dipuaskan, sebaliknya hati akan selalu haus. Lumbung atau ruang hati manusia tidak akan mampu menampung keinginan ketamakan seperti digambarkan dalam Injil.

Apa yang harus kita lakukan?

• Kritik dan nasehat Yesus adalah: Jangan sampai manusia miskin di hadapan Allah. Kekayaan kita rupanya tidak dipandang sebagai harta atau sesuatu yang berharga di hadapan Tuhan.

Bagaimana supaya kita bisa kaya di hadapan Allah?

Kekayaan kita di hadapan Allah adalah memiliki hati yang menyatu dengan Allah. Maka diingatkan oleh Yesus agar kita "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan. Membebaskan hati dari ketamakan, kerakusan dan keserakahan dengan berbagi dipandang sebagai sesuatu yang berharga.

• Carilah perkara yang di atas, dimana Kristus ada. Perkara di atas atau perkara Tuhan adalah sesuatu yang menjadi pemikiran dan keprihatinan Tuhan. Yesus prihatian terhadap keselamatan, kemiskinan, ketidakadilan, penderitaan dan sebagainya,

Kepedulian terhadap semuanya merupakan wujud memikirkan perkara yang di atas. Dianggap kebodohan oleh Yesus manakala kekayaan justru menjerumuskan orang ke dalam ketidakselamatan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 31 Juli 2022, Setetes Air di Samudra

Orang kaya dalam Injil bekerja keras dan menjadi kaya, namun sayang kekayaannya tidak mampu menyelamatkanya. Padahal seharusnya bisa menjadi sarana keselamatan jika dipakai untuk membantu yang miskin dan berkekurangan.

• Santo Paulus menasehatkan agar kita berASKESE: matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, saling mendustai.

• Menjadikan Allah sebagai dasar tindakan kita. Pengkotbah mengkritik orang yang merasa hebat dan berkembang, seolah-olah semua melulu hasil olah pikir dan kerja keras manusiawi belaka tidak ada campur tangan Allah.

Kemajuan yang seharusnya mempermudah keselamatan dan mempersatukan justru menyengsarakan dan memisahkan manusia dari Tuhan dan sesama.

"Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Ini pun sia-sia."

Bebaskan hati dari ketamakan dengan berbagi.

Dikisahkan, seorang pertapa tua, dalam perjalanan meditasinya di dalam hutan belantara, ia menemukan sebuah gua batu yang di dalamnya penuh dengan harta karun.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved