Berita Sumba Timur Hari Ini
Pendekatan Kearifan Lokal Sumba Timur, MSM Gelar 'Ritual Hamayang' Sebelum Operasikan Pabrik
Pengoperasian perdana pabrik penggilingan tebu terbesar itu dilakukan menyusul panen perdana tebu dari kebun tebu milik perusahaan
Penulis: Ryan Nong | Editor: Edi Hayong
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM, WAINGAPU- PT. Muria Sumba Manis (MSM) berencana akan segera mengoperasikan pabrik penggilingan tebu milik mereka. Pengoperasian perdana pabrik penggilingan tebu tersebut akan dilaksanakan pekan depan.
Pengoperasian perdana pabrik penggilingan tebu terbesar di wilayah Indonesia bagian timur itu dilakukan menyusul panen perdana tebu dari kebun tebu milik perusahaan di beberapa wilayah di Kabupaten Sumba Timur.
Selain itu, pengoperasian perdana pabrik penggilingan tebu juga dilakukan menyusul rampungnya seluruh proses persiapan pabrik penggilingan yang terletak di Desa Wanga Kecamatan Umalulu Kabupaten Sumba Timur, NTT itu.
Manajemen MSM menggandeng para pemuka dan tetua aliran kepercayaan Marapu serta pemerintah wilayah itu untuk bersama sama melakukan " ritual hamayang "sesuai kepercayaan Marapu sebagai ungkapan syukur, mohon izin serta mohon berkat dari leluhur dan semesta untuk kesuksesan seluruh perjalanan pabrik.
Tradisi Marapu berupa ritual hamayang merupakan kepercayaan asli masyarakat Sumba termasuk Sumba Timur; tempat pabrik dan perkebunan tebu didirikan, juga dimaksudkan sebagai upaya "pendinginan" pabrik sebelum pabrik mulai beroperasi.
Ritual Hamayang
Upacara hamayang atau ritual hamayang berlangsung di area perkebunan yang terletak di sisi utara kompleks kantor pusat dan pabrik mulai pukul 11.00 Wita.
Ritual sakral itu dilakukan oleh para ratu (pemimpin ritual) bersama Umbu Maramba Hawu, pemuka kepercayaan Marapu, yang sekaligus merupakan Ketua Pengurus Marapu Kabupaten Sumba Timur.
Pada ritual pertama, sebanyak delapan tetua bersama ratu melakukan Hamayang di lokasi helipad yang terletak di sisi barat kompleks kantor. Mereka melakukan hamayang dengan sesajen berupa sirih pinang dan beberapa bahan lain.
Selanjutnya, dilakukan hamayang dan ritual untuk melihat perut dan usus dari lima ekor ayam serta hati babi oleh para tetua di atas tikar adat. Usai ritual itu, beberapa tetua kemudian bersama-sama dengan pihak manajemen perusahaan melakukan "ritual pendinginan" dengan mereciki lokasi pabrik penggilingan dengan air yang telah didoakan dalam ritual.
Para pimpinan perusahaan seperti Yuwono Setianto, Head Legal and Corporate PT. MSM; Yulius Palilu, Manajer Humas PT. MSM dan Paul Natalino, Manajer Engineering PT. MSM ikut dalam ritual tersebut.
Selain itu, tampak pula GM. Sugar Factory (pabrik) Endro Endarto dan Manager Power Plan, Matius DS di lokasi selama ritual hamayang berlangsung.
Umbu Maramba Hawu mengatakan, ritual tersebut dilaksanakan untuk menyerahkan seluruh proses operasional pabrik kepada leluhur sesuai dengan kepercayaan Marapu agar berjalan dengan baik ke depan.
Sejak awal, baik pembukaan lahan hingga pembangunan pabrik dan seluruh sarana prasarana pendukung, pihaknya telah dilibatkan untuk bersama sama dengan pihak perusahaan menyelenggarakan berbagai tahapan ritual sesuai kearifan lokal wilayah itu.
"Hamayang ini maksudnya, pertama kita serahkan (seluruh operasional) kepada leluhur yang mendahului kita dengan dewa, memberitahu kembali apa yang harus dilakukan juga untuk kasih dingin. Apapun kendalanya supaya semua kita hati dingin," ujar Umbu Maramba Hawu didampingi Domu Hambalati (60) yang mewakili Watupelit usai ritual.
Berbagai ritual itu dilaksanakan agar seluruh harapan dari perusahaan terkait operasional dapat berjalan dengan baik dan memberi manfaat bagi semua.
Umbu Maramba Hawu mengatakan dari ritual melihat perut dan usus lima ekor ayam serta hati babi, para leluhur memberi tanda jika masih terdapat persoalan yang harus diselesaikan oleh pihak perusahaan.
Namun demikian, operasional pabrik boleh tetap dijalankan sementara persoalan tersebut juga harus tetap diselesaikan.
"Tadi ada empat unsur, kira kira dari perusahaan dan kita selalu tokoh yang punya wilayah, ada salah pemahaman, leluhur yang lebih tahu makanya dikasih tanda supaya masalah itu bisa klir," tambah dia.
Selanjutnya, untuk mengetahui secara pasti persoalan tersebut maka akan dilaksanakan lagu satu ritual tersendiri yakni hirumowar.
Menurut Manajer Humas PT. MSM, Yulius Palilu, perusahaan tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar.
Karena itu, sebagai bentuk ungkapan syukur atas kesiapan MSM untuk memulai penggilingan tebu perdana dan untuk memastikan kelancaran produksi perusahaan maka dilaksanakan hamayang sesuai dengan kearifan lokal.
"Kami sangat senang karena kegiatan yang kami lakukan di tempat ini," sebut Yulius Palilu.
Ia mengatakan perusahaan selalu berupaya mengakomodir apa yang diajukan oleh masyarakat sekitar perusahaan. Harapan masyarakat dan harapan perusahaan disinergikan untuk mencapai tujuan.
"Ada kebutuhan untuk kita laksanakan bersama, semua agar penggilingan dan proses produksi bisa berjalan dengan baik," ujar Yulius Palilu.
Apresiasi Pemerintah
Pemerintah mengapresiasi pendekatan budaya dan kearifan lokal yang dilakukan oleh PT MSM di Sumba Timur. Di tengah modernisasi, sebagai perusahan modern, PT MSM tetap menghargai tradisi dan kearifan lokal setempat dalam mendukung operasional perusahaan.
"Kami selalu tokoh masyarakat dan pemerintah mengapresiasi MSM yang mengedepankan pendekatan budaya dan tetap menghargai kearifan lokal wilayah ini," sebut Sekretaris Kecamatan Kahaungu Eti, Windi Wudu Wengky yang hadir.
Ia mengatakan, sejak awal hingga saat ini, pihak perusahaan tetap melakukan berbagai ritual sesuai tradisi lokal, sejak pembukaan lahan, izin menggali mata air, izin membangun pabrik hingga persiapan pengoperasian pabrik penggilingan.
Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Desa Patawang, Kecamatan Umalulu, Iman Sulaiman. Menurutnya, meski di tengah modernisasi, tradisi dan adat istiadat tidak dihilangkan oleh perusahaan yang hadir di wilayah tersebut.
"Kita harapkan pendekatan persuasif terkait keberadaan perusahaan sehingga perusahaan bisa semakin maju usahanya, masyarakat juga dapat memperoleh keuntungan yang sangat baik dari keberadaan perusahaan," ujar Iman Sulaiman.
Selain hal itu, apresiasi juga disampaikan pemerintah wilayah karena keberadaan perusahaan MSM memberi sumbangsih dalam pembangunan wilayah.
"Dengan adanya perusahaan, orang muda kita dapat terserap untuk bekerja. Selain itu ada kontribusi besar terkait infrastruktur, fasilitas dan kegiatan sosial, seperti pemberian makanan tambahan bagi anak stunting, bayi gizi buruk, gizi kurang dan hamil kek," tambah Iman Sulaiman.
Ia juga mengaku, koordinasi antara pihak perusahaan dengan pemerintah khususnya di wilayah itu juga berjalan dengan baik dan dilakukan secara berkala. "kita berikan apresiasi kepada mereka," pungkas Iman Sulaiman. (Ian)