Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Juli 2022, Harta yang Paling Berharga Adalah Kerajaan Surga
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Harta yang Paling Berharga Adalah Kerajaan Surga.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Harta yang Paling Berharga Adalah Kerajaan Surga.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk pada Yeremia 15:10 16-21, dan bacaan Injil Matius 13:44-46.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Rabu 27 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi.
Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Juli 2022, Terima Kasih Papa dan Mama
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Hari ini Yesus mengisahkan dua perumpamaan pendek kepada kita.
Perumpamaan pertama adalah tentang harta yang terpendam di ladang. Harta itu ditemukan oleh seorang pekerja ketika dirinya menggarap ladang milik seorang tuan tanah.
Begitu menemukannya, orang itu segera memendamnya lagi agar tidak diketahui oleh si pemilik tanah maupun orang-orang lain. Ia pun buru-buru pulang ke rumah, menjual seluruh miliknya, lalu membeli ladang tersebut.
Seketika ia menjadi orang paling beruntung, sebab ladang sekaligus harta itu kemudian menjadi miliknya.
Perumpamaan kedua adalah tentang mutiara yang indah. Pada zaman dahulu, mutiara-mutiara paling indah di dunia ditemukan di Laut Merah, Teluk Persia, dan Samudra Hindia. Untuk sampai ke Israel, mutiara-mutiara itu didatangkan dari tempat-tempat tersebut oleh pedagang-pedagang kaya.
Seorang pedagang suatu ketika melihat mutiara yang sangat indah dan sangat berharga. Seperti yang dilakukan si pekerja dalam perumpamaan sebelumnya, ia pun menjual segala harta miliknya demi mendapatkan mutiara itu, tidak untuk dijual kembali, tetapi untuk dimiliki olehnya sendiri.
Kedua perumpamaan tersebut sama-sama berkisah tentang orang yang mengorbankan seluruh miliknya demi mendapatkan sesuatu yang menurut mereka paling berharga. Para rabi Yahudi mengajarkan perlunya orang mengorbankan segala sesuatu demi mempelajari Taurat.
Para orang tua pada masa sekarang mengorbankan segala sesuatu agar anak-anak mereka dapat
belajar setinggi mungkin di sekolah-sekolah terbaik.