Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 27 Juli 2022, Allah Sendirilah yang Memimpin Kita
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Allah Sendirilah yang Memimpin Kita.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Allah Sendirilah yang Memimpin Kita.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk pada Yeremia 15:10 16-21, dan bacaan Injil Matius 13:44-46.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Rabu 27 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
"Mengapa penderitaanku tidak berkesudahan dan lukaku sangat payah, sukar disembuhkan?"
Itulah keluhan jiwa Yeremia seorang nabi utusan Allah.
Tapi di balik keluhan yang mendalam itu, Yeremia tetap berpegang pada kekuatan yang ditimbanya dari Allah.
Karena itu, jiwanya berseru, "Sabda-Mu itu menjadi kegirangan bagiku dan menjadi kesukaan hatiku.
Oleh keteguhan jiwanya inilah Allah akhirnya mengokohkan keyakinannya dengan berkata, "Mereka yang menyusahkan engkau akan memerangi engkau, tapi tidak akan mengalahkan dikau sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan membebaskan engkau. Aku akan melepaskan engkau dari tangan orang-orang jahat dan membebaskan engkau dari genggaman orang-orang yang lalim."
Inilah kekuatan yang dahsyat yang membuat Yeremia berjuang teguh dalam hidupnya sebagai seorang nabi. Allahlah kekuatannya.
Kita pun hendaknya hidup dengan berpegang teguh pada keyakinan bahwa Tuhan pasti berpihak pada kita asalkan kita setia dan hidup dengan hati murni.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 26 Juli 2022, Terima Kasih Papa dan Mama
Hidup dengan hati murni memang tidak dengan begitu serta merta terjadi. Karena membangun hidup yang seperti itu menuntut dari kita ketekunan dan kesungguhan. Hidup dengan kerja keras dan dengan niat hati yang suci dari waktu ke waktu dalam situasi apa pun.
Karena membangun hidup dengan mengandalkan kekuatan Allah sesungguhnya kita sedang mengejar "hal Kerajaan Surga."
Bahwa hal Kerajaan Surga itu diraih harus dengan membangun hidup "menghampakan diri."
Kita mesti mengosongkan diri kita dari segala hasrat untuk mengumpulkan harta dan untuk mencari kehormatan serta nama besar.
Kita menghampakan diri di hadapan Allah untuk diisi sampai penuh dengan roh-Nya agar hidup kita dipersenjatai dengan rahmat ilahi.