Berita Lembata
Nasib Tak Tentu, 18 Guru Honor SDK 1 Tarsisius Lewoleba Mogok Ngajar
Bahkan Yayasan Maria Bintang Samudra dinilai menerbitkan aturan yang justru membuat nasib mereka semakin tidak tentu.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Menurut mereka, Yayasan MBS justru telah memberikan dampak yang buruk terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah ini beserta seluruh aturan yang mengabaikan jasa para guru honor ini.
"Mereka itu (guru honor) bukan hanya mendidik tetapi juga mengabdi dengan hati. Sekarang kenyataan hari ini semua guru-guru honor tidak masuk ini. Lalu bagaimana mereka mengabdi selama ini bertahun-tahun?" kata Yosep Boli Muda, salah satu orangtua siswa SDK 1 St Tarsisius.
"Jangan guru-guru ini diobok-obok. Biarkan mereka mengabdi di sini seperti dulu. Honor juga begitu tapi mereka mengabdi dengan senang hati," lanjutnya.
Para suster dari Kongregasi CB Regio Indonesia Timur dibawah Yayasan MBS tidak mau memberikan keterangan saat hendak dikonfirmasi wartawan.
Sekolah SDK 1 St Tarsisius Lewoleba sebelumnya dikelola oleh Yapenduklem Keuskupan Larantuka.
Setelah melalui polemik panjang, sekolah ini akhirnya diserahkan pengelolaannya ke Kongregasi CB Regio Indonesia Timur dibawah Yayasan Maria Bintang Samudra pada Kamis 14 Juli 2022 di Aula Paroki Santa Maria Banneaux Lewoleba.(*)