KKB PAPUA

Mantan Kapolda Paulus Waterpau Jadi Buronan KKB Papua Dituding Terlibat Kasus Pembunuhan Warga Sipil

Mantan Kapolda Papua, Komjen Pol purn Paulus Waterpauw, M.Si ditetapkan TPNPB-OPM jadi buronan KKB. Ia dituding terlibat pembunuhan warga sipil Papua.

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
KKB -- Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua ini sedang mengumumkan nama mantan Kapolda Papua, Paulus Waterpauw yang juga Penjabat Gubernur Papua saat ini, menjadi buronan TPNPB-OPM. Paulus Waterpauw dituding terlibat dalam banyak kasus pembunuhan warga sipil orang asli Papua selama masih aktif sebagai Kapolda Papua. 

POS-KUPANG.COM - Komjen Pol (purnawirawan) Paulus Waterpauw, mantan kapolda papua ditetapkan TPNPB -OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ) jadi buronan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata ).

Penetapan status Paulus Waterpauw itu telah diumumkan KKB Papua melalui video unggahan TPNPB yang kini viral di media sosial.

Dalam unggahannya, Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut, menuding Komjen Pol (purn) Paulus Waterpau terlibat dalam insiden pembunuhan warga sipil Orang Asli Papua.

Meski tak disebutkan berapa kasus pidana yang dilakukan Paulus Waterpauw, tapi kelompok separatis tersebut menandaskan, bahwa mereka akan menembak mati Paulus Waterpau, kapan pun, dimana pun, dan dengan cara apa pun.

Disebutkan pula, bahwa saat ini nama Paulus Waterpauw telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) versi TPNPB-OPM.

Baca juga: TPNPB - OPM Makin Menjadi-Jadi Usai Bunuh Warga Sipil, Kini Tetapkan Mantan Kapolda Jadi Buronan KKB

Bahkan ditegaskan pula bahwa nama para pejabat lain juga akan dimasukan dalam daftar DPO, kalau mereka terus mendorong pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di Papua.

"Pejabat siapa pun yang ikut dan mendorong pemekaran daerah baru di Papua, maka pasti akan ditembak mati oleh TPNPB-OPM," tandas pria tersebut.

Paulus Waterpauw saat jadi Kapolda Papua
KAPOLDA PAPUA -- Komjen Pol (purn) Paulus Waterpauw saat jadi Kapolda Papua. Kini ia ditetapkan sebagai buronan TPBPB-OPM. Sosok ini dituding terlibat dalam banyak kasus pembunuhan warga sipil orang asli Papua.

Hingga saat ini belum ada respon sama sekali dari Paulus Waterpau atas tudingan KKB yang telah disebarluaskan melalui unggahan video yang kini viral tersebut.

Namun diduga kuat, tudingan itu mencuat, setelah Paulus Waterpau yang kini mengemban jabatan sebagai Penjabat Gubernur Papua Barat, terus mendorong pemekaran wilayah daerah otonomi baru di Papua.

Untuk diketahui, belakangan ini TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ) sepertinya semakin besar kepala.

Setelah serdadunya membantai secara sadis warga sipil di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, 16 Juli 2022 lalu, kini mereka kembali mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat.

Melalui Panglima Kodap III Nduga, Egianus Kogeya, TPNPB-OPM mengeluarkan ancaman bagi pemerintah pusat, yakni Presiden Jokowi bersama para menteri dan Anggota DPR RI.

Bahkan TPNPB-OPM telah menjadikan mantan pejabat yang pernah bertugas di Papua sebagai para penjahat sehingga dimasukan dalam daftar pencarian orang.

Baca juga: ASN Mau Jadi Pesuruh Egianus Kogeya, Selalu Diperintah Beli Senjata & Amunisi Demi Anggota KKB Papua

Fakta tersebut beredar melalui video yang kini viral di media sosial. Video viral tersebut telah ditonton jutaan kali.

Dalam video yang tak disebutkan di tempat mana para anggota KKB itu melontarkan pernyataan tersebut, tapi dari latar belakang video dan ultimatum yang disampaikan, tampak jelas kalau video itu diabadikan di wilayah pedalaman Papua.

Apalagi dalam video viral tersebut, terdengar ancaman penyerangan yang terus dilakukan ke semua kalangan, jika pemerintah tak mengindahkan pernyataan yang disampaikannya.

Disebutkan bahwa jika pemerintah pusat, baik Presiden Jokowi bersama para menteri tak menghiraukan ancaman KKB, maka KKB pasti akan terus melancarkan aksi walau itu sangat pahit bagi para korban.

Jikalau DPR RI juga tidak mempedulikan ultimatum yang disampaikan TPNPB-OPM melalui jaringan KKB di kodap-kodap, maka Indonesia tak perlu berharap banyak akan kedamaian di Papua.

Sementara itu, Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam pernyataannya menyebutkan bahwa saat ini pemerintah sedang berusaha mengambil alih semua tanah adat yang ada Papua.

Upaya paksa itu melalui program pemekaran daerah baru yang saat ini sedang gencar-gencarnya dilakukan oleh pemerintah pusat di Papua.

Baca juga: Pagar Betis Sambut Anggota KKB, Dentuman Senjata Api Jadi Tanda Pasukan TPNPB-OPB Masuk Kampung

Andaikata Presiden Jokowi dan para menteri kabinet, juga DPR RI tetap memaksakan pemekaran daerah baru tersebut, maka sampai kapan pun TPNPB-OPM akan tetap menolaknya.

Pemerintah Indonesia, tuding Sebby Sambom, tak punya hak apa pun untuk membangun dan mengambil alih semua kekayaan yang ada di Papua.

Karena seluruh yang ada di Papua, baik di atas tanah maupun di bawah permukaan tanah, di laut maupun di sungai adalah milik orang Papua.

"Semua kekayaan itu milik kami orang Papua. Indonesia hanya datang merampas dan mau mengambil alih semua yang ada di Tanah Papua. Pemerintah Indonesia adalah pemerintah kolonial, penjajah dan mau merampas semua hak milik Papua," tandas Sebby Sambom.

Apabila pemerintah Indonesia tetap memaksakan kehendak untuk menguasai Papua, maka TPNPB-OPM dengan seluruh kekuatan yang dimiliki, akan terus membunuh siapa pun yang bukan orang asli Papua.

"Kami akan terus membunuh siapa pun yang bukan orang asli Papua. Bagi kami, kalian para pendatang adalah kaki tangan pemerintah yang mau merampas dan mengambil alih semua hak orang Papua," tandas Sebby Sambom.

Pada tataran ini, katanya, TPNPB-OPM tak akan membiarkannya. TPNPB-OPM akan menyikat habis para pihak yang sesuka hati bekerja di Papua, sesuka hati merampas semua yang menjadi hak orang Papua.

Warna non Papua yang berada di Papua, lanjut dia, adalah bagian dari jaringan pemerintah Indonesia untuk mau menjajah Papua.

Baca juga: Kedok Anggota KKB Ini Terbongkar Saat Mendatangi Pos Keamanan, Lapornya Ditembak Padahal Menembak

AWAK KKB -- Sebelum menyerang warga sipil anggota KKB pose bersama untuk kepentingan kampanye di media sosial. Aksinya membantai warga sipil kini jadi trending topik di Tanah Air.
AWAK KKB -- Sebelum menyerang warga sipil anggota KKB pose bersama untuk kepentingan kampanye di media sosial. Aksinya membantai warga sipil kini jadi trending topik di Tanah Air. (POS-KUPANG.COM)

Untuk itu, katanya, tak ada cara lain yang dilakukan KKB, kecuali membunuh dan terus membunuh sampai tak ada lagi warga lain yang hidup dan bekerja di Papua.

Pada bagian lain video viral itu terungkap pula pernyataan, bahwa KKB Papua akan mengidentifikasi para pejabat yang mati-matian pasang badan untuk bangun Papua bersama pemerintah Indonesia.

Bagi para pejabat yang tercatat mendukung pemekaran Papua, maka pejabat tersebut adalah bagian dari penjahat yang menjadi target operasi KKB.

"Kalian akan kami bunuh karena lebih memihak Indonesia daripada memikirkan nasib orang Papua yang hidup merana di tengah kekayaan yang berlimpah," tandas seseorang dari balik video viral tersebut.

"Kalian yang mendukung pemekaran Papua akan kami tembak mati. Sebab kalian tidak sealiran dengan perjuangan kami demi harkat dan martabat bangsa Papua," ancamnya.

Dalam video yang berdurasi 2:55 menit itu, disebutkan pula bahwa TPNPB-OPM secara resmi menetapkan Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpaw sebagai penjahat sehingga masuk dalam daftar DPO.

Paulus Waterpauw masuk dalam daftar DPO, karena semasa menjadi Kapolda Papua, Komjen Pol (purn) Drs. Paulus Waterpauw, M.Si, telah melakukan tindakan kejahatan yakni membunuh banyak warga Papua.

Oleh karena itu, TPNPB-OPM merasa wajib menjadikan Paulus Waterpauw sebagai DPO agar bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Atas video viral tersebut, nitizen pun memberikan komentar beragam. Bahkan ada yang menghujat ancaman yang ditebar TPNPB-OPM.

Baca juga: Anggota KKB Ikut Latihan Ekstrem di Depan Honai, Oknum Instruktur Diduga Berkebangsaan Negara Asing

TPBPN-OPM juga dimintai pertanggungjawaban, karena telah membunuh banyak warga sipil tanpa mengenal rasa kemanusiaan.

Bahkan kepada pemerintah Indonesia, nitizen juga meminta supaya segera menerjunkan Densus 88 ke Papua. Sebab tindakan teroris di daerah itu semakin menjadi-jadi. (frans krowin/*)

Berita Lain Terkait KKB Papua

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved