Pelantikan Sekda NTT

News Analysis Yohanes Jimmy Nami, Pengamat Politik Undana: Mengapa Sekda Harus Orang Sumba

Sekda diangkat dari orang - orang internal yang sekarang ada berkiprah di Pemda langsung mungkin dinamikanya tidak terlalu nampak.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ANY TODA
Pengamat Politik Undana, Yohanes Jimmy Nami bersama host Manager Online, Alfons Nedabang, Rabu, 3 Juli 2022 

Memang akan butuh waktu untuk beliau beradaptasi, tapi kita harapkan dengan latar belakangnya yang sebelumnya adalah Sekda di Kabupaten Sumba Timur beliau tidak terlalu butuh waktu yang lama beradaptasi. 

Saya sangat percaya pada saat seseorang itu diputuskan untuk menempati satu posisi tertentu oleh Gubernur misalnya, oleh Gubernur NTT apalagi dengan posisi yang sangat strategis ini Sekda.

Ada hal - hal yang kemudian dianggap bisa menjadi semacam memberikan solusi bagi persoalan karena posisi Sekda ini kan tidak hanya sebagai petugas utamanya sebagai pucuk pimpinan pada birokrasi tapi juga harus bisa menjadi personal yang bisa menerjemahkan kebijakan - kebijakan yang keluar dari Gubernur maupun Wakil Gubernur.

Baca juga: Bupati Sumba Timur : Domu Warandoy Jadi Sekda NTT Pilihan Logis dan Rasional

Nah ini hanya bisa dicapai ketika Sekda punya chemistry dengan dua pucuk pimpinan, kepala daerah, Gubernur dan Wakil Gubernur, itu tidak bisa kita pungkiri.

Karena itu tadi, kebijakan - kebijakan itu harus bisa dieksekusi oleh orang yang bisa dipercaya bukan hanya orang yang murni profesional, bahwa profesional menjadi bagian dari orang yang dipercaya tadi tapi kalau misalnya tidak ada chemistry didalamnya agak susah juga nanti kedepannya seperti apa. 

Untuk proses adaptasi itu kan harus ada konsolidasi lewat pendekatan formal misalnya aparat dan sebagainya, kalau pendekatan informal terhadap semua elemen - elemen yang ada didalam instrumen birokrasi yang ada di Pemda provinsi NTT.

Ini harus dilakukan karena mengingat tugas dan fungsi Sekda NTT seperti yang tadi sudah dikatakan di awal, tidak ringan ya dan mengembalikan trust itu bukan hanya trust publik terhadap birokrasi.

Trust birokrasi itu sendiri terhadap kinerja pucuk - pucuk pimpinan itu kan harus dikonstruksi kembali sehingga jangan sampai kelesuan birokrasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh itu ya ada trust dari staf - staf birokrat yang ada di Pemda provinsi NTT.

Yang kemudian mungkin tidak tersalurkan atau tidak terfasilitasi dengan baik oleh pucuk - pucuk pimpinan yang ada di Pemda provinsi NTT dan ini harus bisa dipastikan oleh pak Domu sebagai Sekda yang baru.

Baca juga: Gidion Mbilijora Sebut Domu Warandoy Pantas Untuk Jabatan Sekda NTT

Konsolidasi secara internal birokrasi harus menjadi project utama sehingga apa yang menjadi target - target pembangunan pemerintah kedepan bisa dijalankan dengan baik. 

Pak Gubernur ini kan gaya kepemimpinannya selalu memberikan efek kejut.

Penentuan Sekda kali ini juga menurut saya itu menjadi bagian dari gaya kepemimpinan Gubernur Laiskodat ya memberikan efek kejut bagi birokrasi saat ini.

Kalau mungkin dari internal birokrasi yang selama ini sudah sangat familiar mungkin tidak memberi efek kejut lagi, Sekda diangkat dari orang - orang internal yang sekarang ada berkiprah di Pemda langsung mungkin dinamikanya tidak terlalu nampak.

Tapi ketika itu diangkat dari ASN karir yang sebelumnya menduduki posisi strategis di kabupaten lalu diangkat difungsikan ke provinsi, saya pikir akan ada efek kejut tertentu sehingga dinamikanya akan muncul dan kerja - kerja ASN ini kan harus harus patuh pada garis komandonya kan jelas, sangat struktural.(*)

Berita Kota Kupang lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved