Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022, Berlakulah Demikian Maka Engkau Akan Hidup
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Berlakulah Demikian Maka Engkau Akan Hidup.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Ambros Ladjar dengan judul Berlakulah Demikian Maka Engkau Akan Hidup.
RD. Ambros Ladjar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengambil inspirasi dari bacaan Injil Lukas 10:25-37.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia pula teks lengkap bacaan-bacaan Minggu 10 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Setiap hari kita berhadapan dengan persaingan karena kepentingan yang berbeda satu sama lain di segala bidang. Kita dituntut perhatian dan kerja keras serta solusi yang tepat.
Tanpa disadari kita menciptakan kelompok kekuatan di masyarakat. Sebab ada kelompok mampu dan kelompok lemah atau marginal yang harus disingkirkan dan dilupakan. Mereka subyek yang jadi korban persaingan seperti kisah injil hari ini.
Dialog Yesus dan si ahli Taurat adalah sebuah fakta kehidupan zaman ini. Teori mencintai sesama seperti mencintai Allah dengan segenap hati dan akal budi diuji keampuhannya. Menurut Kitab Ulangan tak sukar dan jauh di hati.
Idealnya memang demikian, tapi pada kenyataan penerapannya tak sampai 100 persen.
Olehnya Yesus menggugat cara pikir kita bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa dialami dan dirasakan dengan jalan membahagiakan orang lain.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 8 Juli 2022, Bertahan dalam Tantangan
Bagaimana penghayatan kasih secara baik? Yesus tegaskan, Jadikan dirimu sesama bagi orang lain. Dialah gembala yang baik yang membawa pulang kawanan yang sesat jalannya.
Sedangkan orang Samaria menolong orang yang terkapar di jalan. Itulah tindakan kasih sejati yang melingkupi segenap hati.
Memang tak mudah apalagi kalau masih dililit egoisme yang kuat. Selagi sikap ini masih bercokol dan merajai hati maka kita jadi picik.
Bahkan cenderung membangun tembok pemisah secara ekstrem dengan sesama yang berbeda suku, agama dan asal.
Kisah tentang Orang Samaria yang murah hati sering kita perbincangkan karena menyangkut pemahaman akan makna kasih secara mendalam.
Seturut narasi injil, Yesus mau tegaskan bahwa pengetahuan semata tentang kasih tak cukup. Butuh eksen nyata dalam penghayatan konkret.
Kasih tak boleh hanya berhenti pada teori melulu tapi harus dihidupi dalam kebersamaan. Kasih sejati terwujud dalam kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain karena hati digerakkan agar bertindak dengan segera.
Sebaliknya, sikap acuh tak acuh, masa bodoh dan tak peduli nuncul justru karena egoisme. Tindakan orang Samaria itu melebihi hukum kasih kristiani yang dihafal luar kepala.
Korban yang dirampok dan dianiaya bukan lagi orang asing bagi orang Samaria. Bukan juga musuh bangsa Yahudi, tapi sahabat dan saudaranya yang harus segera ditolong.
Ini yang menjadi gerakan hati untuk peduli dan menjadi pelayan P3K. Sebuah tindakan yang bertolak belakang dengan sikap imam yang mengabaikan penderita.
Juga orang Lewi yang mencari posisi aman di TKP, tapi mata dan hati mereka rapat tertutup.
Kasih yang melebihi perbuatan sejatinya mengurangi penderitaan. Karena orang melihat Tuhan yang ada dalam diri sesama.
Kisah orang Samaria yang baik hati adalah kilas balik buat kita di zaman milenial ini. Sebab rasa peduli semakin pudar dalam diri generasi biarpun mereka tahu banyak masalah di media, tapi tak punya kepekaan dan kepedulian.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022, Orang Samaria yang Baik Hati
Ada soal penderitaan dan kelaparan, lingkungan rusak dan bencana alam, sampah perkotaan yang meresahkan.
Jika kita peduli, berhenti sejenak dan berlaku murah hati maka di situlah kita menjadi sama seperti orang Samaria yang murah hati.
Ia memperlakukan sesama seperti dirinya sendiri. Sudahkah kita berlaku menjadi sesama bagi orang di sekitar kita yang sakit, menderita, lanjut usia dan ketiadaan?
Salam sehat di hari Minggu buat segenap keluarga. Tetap taat menjalankan Prokes.
Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Minggu 10 Juli 2022

Bacaan Pertama: Ulangan 30:10-14
Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu
Pembacaan dari Kitab Ulangan:
Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya?
Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 69:14,17,30-31,33-34,36ab,37
Refr. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
2. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur,
3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya yang ada dalam tahanan.
4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda. Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.
Bacaan Kedua: Kolose 1:15-20
Keutamaan Kristus
Pembacaan dari Surat Santu Paulus kepada Jemaat di Kolose:
Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepala tubuh, yaitu Jemaat.
Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu.
Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Yohanes 6:63c.68c
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.
Bacaan Injil: Lukas 10:25-37
Orang Samaria yang murah hati
Inilah Injil Suci menurut Lukas:
Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?”
Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?”
Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,”
Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?”
Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho.
Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati.
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu.
Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur.
Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.
Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’.
Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.