Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 9 Juli 2022, Hidup sebagai Seorang Hamba
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hidup sebagai Seorang Hamba.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hidup sebagai Seorang Hamba.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini dengan mengambil insipirasi dari bacaan hari Sabtu 9 Juli 2022, yaitu Yesaya 6:1-8, dan bacaan Injil Matius 10:24-33.
Melalui Renungan Harian Katolik ini, RP. Markus Tulu mengingatkan Umat Katolik untuk hidup sebagai utusan, seorang hamba, namun tetap berani karena kita berharga di mata Tuhan.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik ini tersedia pula teks lengkap bacaan-bacaan Sabtu 9 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Yesaya sebagai seorang nabi menyadari diri sebagai yang tidak pantas di hadapan Allah apalagi harus menerima tugas perutusan.
Celakalah aku! Aku binasa! Karena aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, tapi mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.
Sekarang seorang Malaikat dengan memegang bara api di tangan menyentuhkannya pada mulutku dan berkata, "Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Demikianlah proses pemurnian seorang hamba Tuhan yang najis bibirnya tapi Tuhan sendiri berkenan atasnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 8 Juli 2022, Bertahan dalam Tantangan
Semua kita adalah manusia yang berdosa. Ada yang kian lama kian tidak menyadari kedosaannya. Dan semakin menjadi-jadi hidup dalam ketidakteraturan.
Tapi ada yang dengan kesadaran yang tinggi dan dengan sikap rendah hati mengakui sebagai yang tidak pantas di hadapan Tuhan, tapi Tuhan memakai orang yang demikian untuk menobatkan sesama.
Apakah kita juga termasuk golongan orang-orang yang demikian? Yang juga seperti Yesaya sehingga dia dipakai Allah untuk pelaksanaan tugas perutusan sebagai nabi?
Hidup sebagai seorang nabi adalah hidup sebagai seorang utusan. Hal itu berarti hidup sebagai seorang hamba.
Di sini Yesus sendiri adalah Tuan. Atau Yesus adalah Guru dan seorang utusan adalah murid.
Seorang murid tidak melebihi gurunya dan seorang hamba tidak melebihi tuannya.
Cukuplah bagi seorang murid atau hamba sama seperti guru atau tuannya. Hal itu berarti apa saja yang dialami Yesus, Gurunya itu akan dialami juga dia sebagai murid-Nya.
Inilah sebenarnya sikap kewaspadaan yang harus dibangun oleh seorang murid Yesus. Sikap yang tetap membuatnya tenang dan terus berharap pada perlindungan kasih Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 7 Juli 2022, Pengutusan Dua Belas Murid
Seorang murid Yesus harus tetap tampil berani karena dia berharga di mata Tuhan. Karena itu Tuhan yang adalah Gurunya itu akan membelanya dan memberikan dia kekuatan untuk menghadapi semuanya.
Dan dia akan dikaruniai mahkota kemenangan. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Sabtu 9 Juli 2022
Bacaan Pertama: Yesaya 6:1-8
“Inilah aku, utuslah aku!”
Pembacaan dari Kitab Yesaya:
Dalam tahun wafatnya Raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas tahta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi bait suci.
Para Serafim ada di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutup muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutup kaki, dan dua sayap untuk melayang-layang.
Mereka berseru seorang kepada yang lain, “Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu, dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.
Lalu aku berkata, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini orang yang berbibir najis, dan aku tinggal di tengah bangsa yang berbibir najis, namun mataku telah melihat Sang Raja, Tuhan semesta alam.” Tetapi seorang dari para Serafim itu terbang mendapatkan daku.
Di tangannya ada bara api, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya pada mulutku serta berkata, “Lihat, bara ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Lalu aku mendengar suara Tuhan bersabda, “Siapakah yang akan Kuutus? Dan siapakah yang akan pergi atas nama-Ku?” Maka aku menjawab, “Inilah aku, utuslah aku!”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm. 93:1ab,1c-2,5
Refr. Tuhan adalah Raja. Ia berpakaian kemegahan.
1. Tuhan adalah Raja, Ia berpakaian kemegahan dan kekuatanlah ikat pinggang-Nya.
2. Sungguh, telah tegaklah dunia, tidak lagi goyah! Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.
3. Peraturan-Mu sangat teguh; bait-Mu berhiaskan kekudusan, ya Tuhan, sepanjang masa!
Bait Pengantar Injil: Alleluya
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya
Berbahagialah kalian, kalau dicacimaki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.
Bacaan Injil: Matius 10:24-33
Seorang hamba tidak melebihi tuannya
Inilah Injil suci menurut Matius:
Pada waktu itu Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya.
Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya.
Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut kepada mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi, yang takkan diketahui.
Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah.
Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa.
Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu.
Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga daripada banyak burung pipit.
Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga.
Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya