Berita Kota Kupang Hari Ini

Kiat Berburu Beasiswa Luar Negeri ala Emanuel Susento 

perjuangan untuk mencari beasiswa bukan perjuangan yang mudah karena beasiswa Asian Development Bank bukan satu-satunya beasiswa yang dilamar

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
DIALOG - Host Jurnalis Pos Kupang, Eflin Rote berdialog dengan peraih beasiswa luar negeri asal NTT, Emanuel Susento terkait membagi kiat belajar di luar negeri pada Jumat 8 Juli 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Salah satu peraih beasiswa luar negeri asal Nusa Tenggara Timur (NTT),  Emanuel Susento membagikan tips - tips mendapatkan beasiswa dalam Podcast Pos Kupang, Jumat 8 Juli 2022. 

Eman mengakui kalau bercita - cita kuliah di luar negeri sejak lama. 

"Ambil S1 di Jogjayakarta sejak itu sudah punya cita - cita untuk bisa suatu saat kuliah di luar negeri," ungkap Eman. 

Setelah lulus sarjana di Jogjayakarta pada tahun 2009, Emanuel masih sempat bekerja di Jakarta selama dua tahun sambil mencari info berapa banyak skema beasiswa yang tersedia untuk kuliah ke luar negeri, syarat dan prosedurnya seperti apa. 

"Sampai dengan tahun 2011 akhirnya diterima," tandasnya. 

Dia mengungkapkan, perjuangan untuk mencari beasiswa bukan perjuangan yang mudah karena beasiswa Asian Development Bank - Japan Scholarship Program (ADB - JSP) bukan satu - satunya beasiswa yang dilamar. 

"Sudah ada beberapa sejak tahun 2009 saya coba apply akhirnya dapat yang ADB ini di tahun 2011," ujarnya.  

Menurutnya, pada tahun 2009 Ia sempat melamar ke Australian Development Scholarship (ADS) namun ditolak. Tak hanya itu, beberapa beasiswa lain seperti Bourse du Gouvernement Français (BGF) dari pemerintah Perancis, Chevening Scholarship dari Inggris, Fulbright dari Amerika, Studeren in Netherland (Stuned) dari Belanda, OPEC Fund for International Development (Ofid).

"ADB yang ketujuh dan lolos. Sudah enam, beasiswa yang ketujuh yang saya lamar ya ADB ini, Asian Development Bank Scholarship dan akhirnya bisa diterima," jelasnya. 

Dia mengungkapkan, keinginan untuk belajar di luar negeri sangat tinggi sehingga sebisa mungkin jika ada kesempatan dia akan berusaha mengambil kesempatan tersebut. 

"Artinya berjuang terus, berusaha terus karena dari setiap beasiswa ketika satu beasiswa ditolak, beasiswa kedua ditolak, ketiga ditolak dari situ saya pelan - pelan belajar bahwa oh saya kurangnya di sini, kurangnya ini karena masing - masing skema beasiswa itu kan berbeda - beda," jelas Eman. 

"Terus yang kedua, alasannya kenapa karena kesempatan belajar ke luar negeri itu kan juga kesempatan untuk kita mengasah diri kemudian untuk membuka pergaulan, mendapat banyak teman, jadi itu salah satu motivasi juga," lanjut dia. 

Dia mengakui hal itu yang membuat Eman kenapa tidak berhenti mencoba ketika ditolak satu kali bahkan mencoba hingga tujuh kali dan diterima. 

"Kalau bisa memilih keinginan kuliah itu di Eropa sebenarnya atau Amerika karena kalau kita bicara tentang Eropa atau Amerika kan sudah seperti tujuan banyak orang untuk belajar di sana karena dianggap negara maju, dianggap negara dengan sistem pendidikan yang kualitasnya sudah lebih baik dari kita," kata Eman. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved