KKB Papua
Benny Wenda Punya Bekingan di Negara Vanuatu, dari Pejuang Papua Barat Hingga Pejabat Pemerintah
Pentolan Kelompok Kriminalitas Bersenjata atau KKB Papua Benny Wenda ternyata punya bekingan di negara Vanuatu.
Penulis: Alfons Nedabang | Editor: Alfons Nedabang
Penduduk asli Vanuatu, sebagian besar adalah Melanesia, meskipun beberapa pulau terpencil memiliki populasi Polinesia. Ada juga minoritas kecil orang Eropa, Mikronesia, Cina, dan Vietnam.
Sekitar tiga perempat penduduknya tinggal di daerah pedesaan, tetapi sejak kemerdekaan pusat-pusat kota Luganville dan Port-Vila telah menarik banyak orang untuk pindah ke sana.
Lebih dari 100 bahasa dan dialek lokal Melanesia digunakan. Sementara Bislama, bahasa Melanesia berbasis Inggris, adalah bahasa nasional dan, bersama dengan bahasa Inggris dan Perancis, adalah salah satu dari tiga bahasa resmi.
Untuk agama resmi yang dianut oleh penduduk Vanuatu adalah 70 persen merupakan Prostetan. Lalu, agama lain adalah Katolik Roma dan kepercayaan tradisional.
Tak hanya penduduknya yang sedikit, wilayah Vanuatu juga cukup kecil. Vanuatu memiliki luas daratan sebesar Pulau Maluku, yakni seluas 12 kilometer persegi.
Meski negara kecil, Vanuatu terus mengkritik Indonesia dengan menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Papua Barat.
Dalam sidang PBB tahun ini, Vanuatu kembali mengkritik Indonesia.
Selain itu, Provinsi SHEFA telah mengadopsi Papua Barat sebagai Negara Kembar. SHEFA merupakan salah satu provinsi di Vanuatu.
Melansir wikipedia.org, wilayah Provinsi SHEFA termasuk pulau-pulau Epi dan Efate serta Kepulauan Shepherd. Dengan demikian, nama SHEFA akronim dari Shepherd dan Efate.
Kota ini memiliki luas wilayah 1.455 km2 dengan populasi 45.280 jiwa. Ibu kotanya adalah Port Vila, yang juga merupakan ibu kota negara.
Seremoni adopsi Papua Barat berlangsung Juli 2021 lalu. Hadir saat itu perwakilan United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ) atau Gerakan Pembebasan Papua Barat di Port Vila, Freddy Waromi.
"Ini adalah sejarah yang menarik dan juga tonggak baru dalam sejarah hubungan Vanuatu dan Papua Barat,” kata Freddy Waromi, sebagaimana dilansir dari dailypost.vu.
Dalam upacara tersebut, Dewan Kepala Vaturisu menobatkan Freddy Waromi dengan nama Marikor yang artinya penjaga rakyat.
Baca juga: Pemerintah Sementara Papua Gelar Rapat, Ada Benny Wenda dan Senator Spanyol Gorka Elejabarrieta
“Saya senang melihat bahwa setiap kepala di Provinsi SHEFA, bersama dengan pemerintah Provinsi SHEFA bersedia mengadopsi Papua Barat sebagai negara kembar untuk provinsi SHEFA,” ucap Freddy Waromi.
“Hal lain yang membuat saya senang adalah bahwa semua kepala di bawah Dewan Kepala Vaturisu, mereka ingin saya menjadi kepala Provinsi SHEFA, mereka sudah memberi saya nama, kepala Marikor dan saya sekarang menjadi kepala Provinsi SHEFA,” tambahnya