Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 6 Juli 2022, Bangsa Israel dan Yudas Iskariot
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Bangsa Israel dan Yudas Iskariot.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Bangsa Israel dan Yudas Iskariot.
RP. Markus Tulu menyusun Renungan Harian Katolik ini merujuk pada bacaan-bacaan menurut Kalender Liturgi Gereja Katolik, Rabu 6 Juli 2022, yakni Hosea10:1-3.7-8.12, dan bacaan Injil Matius10:1-7.
Di bagian akhir Renungan Harian Katolik disediakan pula teks bacaan hari Rabu 6 Juli 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Makin banyak buahnya makin banyak dibuatnya mezbah-mezbah. Makin baik tanahnya makin baik dibuatnya tugu-tugu berhala.
Di sini mau menggambarkan ketidakadilan Israel terhadap Allah.
Sesungguhnya Allah yang memberikan mereka hasil dan Allah yang memberkati tanah-tanah mereka.
Tapi bukan kepada Allah yang mereka persembahkan dan bukan kepada Allah yang mereka kasihi. Melainkan mereka sembah mezbah-mezbah dan berhala-berhala.
Betapa sikap bangsa Israel itu menyimpang dari Allah. Padahal yang Tuhan kehendaki adalah mencari Allah dengan kasih setia dan dengan keadilan sejati hingga Tuhan datang menurunkan hujan keadilan dan hujan berkat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 4 Juli 2022, Asal Kujamah Saja Jubah-Nya Maka Aku Akan Sembuh
Gambaran sikap hati Israel yang menyimpang itu kemudian terlukis lagi dalam sikap Yudas Ishariot yang tidak setia itu.
Yudas yang adalah salah seorang murid Yesus kemudian oleh sikap hatinya yang tidak murni untuk menjadi murid Yesus akhirnya mengkhianati Yesus Gurunya itu dengan tidak punya rasa bersalah sedikit pun.
Kita mungkin mempunyai sikap batin yang gampang menyimpang seperti bangsa Israel dan Yudas Iskariot itu.
Baik bangsa Israel maupun Yudas Iskariot adalah bangsa dan orang terpilih Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 3 Juli 2022, Bersukacitalah Karena Namamu Ada Terdaftar di Surga
Tapi ternyata hati mereka mudah goyah dan gampang menjadi serong. Sehingga membuat mereka tidak memberikan diri seutuhnya untuk pekerjaan Tuhan yakni mewartakan Kerajaan Allah. Mengapa?
Mungkin karena hati mereka tidak murni. Karena itu sekaranglah kita melihat diri dan meneliti sikap batin kita.
Bagaimana dengan sikap batin kita?
