Berita NTT Hari Ini
BNPT Ajak Kaum Muda NTT Membuat Konten Kreatif Melawan Paham Radikalisme
Untuk BNPT sendiri mencatat persoalan terorisme menjadi kejahatan luar biasa terhadap kehidupan manusia dimana saat ini menyasar pengguna media sosial
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak kaum muda NTT membuat konten media sosial yang dapat melawan ataupun menghalau terorisme juga paham radikalisme.
Bagi BNPT, mengajak kaum muda untuk memanfaatkan media sosial untuk dapat menangkal bibit-bibit perpecahan di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Maira Himadhani selaku Sub Koordinator Partisipasi Masyarakat BNPT RI pada kegiatan Pelibatan Pemuda Dalam Pencegahan Terorisme Dengan Pitutur Kebangsaan dengan tema Ekspresi Indonesia Muda.
Kegiatan ini berlangsung di Aula Komodo SMKN 3 Kupang, Senin 4 Juli 2022, sekaligus sebagai Pelatihan pembuatan konten kreatif melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT.
"BNPT mengajak semua insan milenial untuk membuat konten kebangsaan yang juga akan dilombakan," kata dia.
Baca juga: Kepala BNPT Lantik Pengurus FKPT NTT Masa Bakti 2022-2025
Untuk BNPT sendiri mencatat persoalan terorisme menjadi kejahatan luar biasa terhadap kehidupan manusia terutama saat ini menyasar pengguna media sosial.
"Perekrutan dimulai dari mempengaruhi kelemahan masyarakat dan melalui media sosial, maka ini harus dilawan juga dengan konten yang kreatif tentang kebangsaan," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut BNPT mengajak anak-anak muda mengikuti lomba kreatif dengan basis penggunaan media sosial yang diselenggarakan pihaknya bersama FKPT NTT.
Pada saat yang sama Kepala Badan Kesbangpolinmas, Yohanes Oktovianus menyebut peran anak muda sebagai pengguna media sosial memang berpengaruh dengan cara yang bijak.
Menurutnya, Islamophobia itu dibentuk dari kurangnya informasi bahwa Islam dasarnya mengajarkan damai dan kebaikan.
Baca juga: BNPT Beber Strategi Baru Teroris, Menyusup ke Partai dan Ormas
Maka pemuda harus berani melawan benih terorisme dan stigma ini dengan cara kreatif seperti membuat konten yang berpengaruh mengubah pemikiran radikalisme.
Selain itu kearifan lokal adalah identitas yang dipertahankan dan perlu dikembangkan anak muda pula melalui Kearifan lokal adalah produk intelektualitas masyarakat.
Sedangkan dalam ajaran-ajaran radikal dihasut untuk menghindari hal ini sehingga perlu diperbaiki pula oleh anak muda dengan cara masing-masing di media sosial.
"Pemuda bisa melawan intoleran ini dan terus mengangkat nilai-nilai kebangsaan," ujarnya. (Fan)