Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 26 Juni 2022, Komitmen Menjadi Murid Yesus

Renungan Harian Katolik berikut ini disiapkan oleh RP. John Lewar SVD, dengan judul Komitmen Menjadi Murid Yesus.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD 

Panggilan menjadi orang Kristen tidak gampang untuk mereka yang sungguhsungguh serius ingin melaksanakannya.

Sebagaimana diungkapkan Yesus dalam injil Lukas 9: 51-62 hari ini, panggilan itu sendiri sulit dan penuh tantangan. Yesus memanggil orang kepada suatu dunia penuh perjuangan dan bukan ke dunia yang penuh dengan kenyamanan.

Yesus menuntut agar para pengikut-Nya memprioritaskan Dia dengan menomorduakan kepentingan keluarga.

Ketika Yesus berkata kepada seseorang”Ikutlah Aku”, orang itu minta izin menguburkan ayahnya terlebih dahulu, maka Yesus berkata kepadanya, ”Biarkanlah orang mati menguburkan orang mati” (Lukas 9: 60).

Dengan perkataan ini, Yesus menegaskan bahwa ikatan biologis kekeluargaan pun harus dinomorduakan bila ingin secara radikal mengikutiNya.

Hal inilah yang terungkap dalam kaul kemurnian yang diucapkan dan dihayati oleh para biarawan-biarawati di dalam Gereja Katolik, misalnya.

Penyangkalan atau ketidakterikatan akan harta benda diungkapkan Yesus ketika memberi jawaban kepada seseorang yang mau menjadi muridNya, ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” (Lukas 9: 58).

Pernyataan Yesus ini menegaskan bahwa harta benda tidak boleh menjadi batu sandungan atau halangan membangun relasi dengan Tuhan.

Menjadi murid Yesus berarti bersedia ditolak. Sabda Tuhan hari ini mengungkapkan bagaimana Yesus ditolak oleh orang Samaria yang menyebabkan Yakobus dan Yohanes marah besar dan membujuk Yesus agar membinasakan orang-orang Samaria.

Tetapi Yesus tidak terpengaruh oleh sikap manusia yang cenderung menghukum sesamanya. “Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang melainkan untuk menyelamatkannya” (Lukas 9: 55).

Yesus dimusuhi oleh bangsa-Nya sendiri, yang dimotori oleh para pemimpin agama Yahudi, yakni kaum Saduki dan Farisi. Yesus mengoreksi
sikap keagamaan dan praktek hidup mereka, karena itu Dia dibenci bahkan ditolak. Sebagai akibatnya Yesus harus mati di kayu Salib.

Komitmen menjadi murid Kristus dinyatakan dalam tiga hal berikut.

Pertama, merelativir kepentingan diri sendiri dan keluarga terhadap kepentingan Allah.

Kedua, harta benda tidak boleh menjadi batu sandungan atau halangan ikut Tuhan.

Ketiga, kemauan untuk bertahan dalam penderitaan jika ditolak oleh orang lain. Dengan kata lain, kemauan untuk memanggul salib Kristus.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved