Berita Manggarai Timur

Lima Sungai Yang Dilintasi Jalan Lete-Ritapada Tanpa Jembatan

Lima sungai yang dilintasi Jalan Lete-Ritapada di Desa Gunung Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur

Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Foto-foto sungai tanpa deker atau jembatan yang dilintasi ruas jalan Lete-Ritapada. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG - Lima sungai yang dilintasi Jalan Lete-Ritapada di Desa Gunung Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) tanpa ada jembatan maupun dekker. 

Pantauan POS-KUPANG.COM, Kamis 23 Juni 2022, terlihat adapun sepanjang ruas jalan Lete-Ritapada itu terdapat lima buah sungai yang dilintasi. Adapun lima sungai itu yakni sungai Wae Rubon, Wae Selir, Wae Lapang, Wae Reba, dan sungai Wae Dara

Lebar masing-masing sungai ini terlihat hampir sama diperkirakan sekitar 3-5 meter. Untuk di Wae Dara terlihat hanya disusun bebatuan besar. Sedangkan empat sungai lainya tanpa disusun batu hanya mengharapkan bebatuan dan pasir di dasar. 

Untuk dua sungai yang hendak memasuki Kampung Ritapada yakni sungai Wae Rubon dan sungai Wae Selir memang ada cekungan dan sedikit lebih lebar dari sungai lainya. Terlihat juga di dua sungai ini dibangun jembatan darurat dari bambu di sampingnya. 

Selain tidak ada dekker atau jembatan di lima sungai yang dilintasi jalan ini, terlihat juga sebagian dari badan jalan yang terbuat dari aspal lapen itu sudah terkelupas. Terkelupasnya badan jalan ini membuat jalan berlubang-lubang dan hanya beralaskan bebatuan dan tanah. 

Terlebih khusus terlihat kerusakan lebih parah di sekitar sungai pada lima sungai itu. Kondisi jalan rusak ini juga membuat jalan licin karena selain beralaskan bebatuan besar juga hanya beralaskan tanah. 

Tanpak kendaraan yang melintas di sungai dan di titik jalan yang rusak juga penuh ekstra hati-hati. Sepeda motor yang dikendarai wartawan POS-KUPANG.COM juga hingga tegelincir di sungai Wae Rubon

Yohanes salah seorang warga setempat juga sebagai pengguna jalan, kepada POS-KUPANG.COM, meminta perhatian dari Pemerintah. 

"Kita sebagai masyarakat pengguna jalan tentu meminta kepada pemerintah bukan hanya Pemerintah Daerah Manggarai Timur saja, tetapi juga kepada Pemerintah Pusat untuk membangun dekker atau jembatan di lima sungai ini. Memang ini tugasnya Pemda tetapi kita tahu Pemda keterbatasan anggaran karena PAD cukup kecil tidak ada arti kalau mengharapkan APBD II, jadi harus ada perhatian serius dari Pemerintah Pusat dengan menggelontarkan dana pusat yang banyak sebab sebagian besar jalan di Manggarai Timur ini rusak,"ungkap Yohanes diamini warga lain. 

Yohanes juga mengatakan, dari kelima sungai ini dua sungai yakni Wae Rubon dan Wae Selir harus dibangun jembatan. Sedangkan tiga sungai lainya bisa hanya dengan dekker. 

Dikatakan Yohanes, akibat tidak ada dekker atau jembatan, maka pada saat musim hujan terjadi banjir maka arus transportasi lumpuh. Begitu juga bagi warga pejalan kaki, warga harus melintasi jembatan darurat dari bambu. 

"Anak-anak pergi sekolah terpaksa harus lewat jembatan darurat yang dibangun warga dari bambu. Ini sekali lagi Pemerintah harus memberikan perhatian serius, apalagi ruas jalan ini bukan hanya menghubungkan kampung Lete dan Ritapada saja, tapi menghubungkan banyak kampung di dua Kecamatan yakni Kecamatan Kota Komba dan Elar Selatan,"ujar Yohanes dibenarkan warga lainya. 

Patris Agut, warga lainya juga menambahkan ruas jalan itu menghubungkan Wae Lengga-Lete-Ritapada dan sejumlah wilayah di Elar Selatan. Karena itu Pemerintah harus memperhatikan pembangunan baik jembatan, dekker maupun kerusakan badan jalan. Ada banyak titik badan jalan yang sudah rusak di sepanjang ruas jalan tersebut. 

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur, Yos Marto ketika dikonfirmasi POS-KUPANG.COM, mengatakan Pemerintah Daerah tentu memperhatikan terkait ketiadaan jembatan, dekker di beberapa sungai di ruas jalan tersebut. 

Pemerintah Daerah juga berencana akan membangun dekker atau jembatan dan juga memperbaiki jalan yang rusak itu, namun karena keterbatasan anggaran. 

"Pemda keterbatasan anggaran, meski demikian kita tetap memperhatikan itu,"ujarnya.

Marto juga mengatakan, pada tahun anggaran 2022 ini ada dana senilai Rp 400 juta.  Dana ini bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT). 

Dana ini, Kata Marto akan diperuntukan untuk pembangunan jalan di ruas jalan tersebut. Saat ini pihaknya masih merancangnya. (rob) 

Foto-foto sungai tanpa deker atau jembatan yang dilintasi ruas jalan Lete-Ritapada.
Foto-foto sungai tanpa deker atau jembatan yang dilintasi ruas jalan Lete-Ritapada. (POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO)
Sumber: Pos Kupang
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved