Wawancara Eksklusif

Hasyim Asyari: KPU Dikelola Manusia Biasa, Ingatkan Kalau Ada yang Kurang Pas (Bagian-2/Selesai)

Pakta integritas itu jadi sebuah komitmen awal penyelenggara pemilu itu tidak terpengaruh godaan setan yang terkutuk.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
News Vice Director Tribun Network/Editor In Chief Warta Kota, Domu D Ambarita mewawancarai Ketua KPU RI Hasyim Asyari di kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Rabu (15/6/2022). 

Mahasiswa ini bolehkah yang termasuk organisasi ekstrakurikuler? HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) misalnya?
Apapun. Karena yang kita baca itu penugasan dari kampus, bukan dari organisasi. Jadi supaya sinkron nanti ketika teman-teman organisasi kemasyarakatan yang muda ini, kita undang kita sampaikan bahwa nanti kita akan membuat program seperti ini, dan kita akan minta dorongan supaya ada insentif, berupa ini adalah kerja nyata di dunia politik kepemiluan supaya punya pengalaman teman-teman menghadapi pemilu sebagai penyelenggara.

Pelaksanaan pemilu nasional maupun pilkada menganggarkan Rp76,6 triliun, artinya 300 persen dari pemilu kemarin. Sedikit menyinggung, bagaimana supaya ini berjalan dengan baik?

Pertama begini, jadi dari Rp 76,6 triliun itu anggaran untuk tiga tahun karena model penganggaran kita ada tahun anggarannya. Karena pemilu dilakukan 2022, 2023, 2024, berarti istilahnya kan tahun jamak, multiyears, dan masing-masing tahun komposisi pembiayaannya beda-beda.

Dan sebagian besar dari Rp 76,6 triliun, sekitar Rp 34,4 triliun atau sekitar 40 persenan itu untuk membiayai honor anggota badan ad hoc, operasional badan ad hoc, dan pembentukan badan ad hoc. Kalau yang lalu, honor KPPS Rp 550 ribu. Nanti kita naikkan jadi tiga kali lipat, Rp 1,5 juta. Berarti kan tiga kali lipat. Maka Rp 34,4 triliun di dalam Rp 76,6 triliun itu sesungguhnya untuk membiayai badan ad hoc.

KPU ini kan lembaga yang ditugasi menyelenggarakan pemilu, cara berpikirnya adalah pemimpin kenegaraan, presiden, anggota DPR, DPRD, gubernur, wali kota kan untuk jadi melalui proses pemilu yang diselenggarakan. Karena itu prinsip good governance, tata kelola yang baik dan bersih di lingkungan KPU jadi pegangan dan patokan kami.

Itu sudah jadi instrumen dalam undang-undang ya, tentang pengelolaan aset, pengadaan barang dan jasa, kemudian kita rangkum, ada Peraturan KPU tentang tata kelola keuangan, menggunakan model standar pelaporan yang baku, itu dijadikan pedoman bagaimana mengelola tata kelola keuangan KPU serta bagaimana model akuntabilitasnya.

Zona integritas, pakta integritas itu jadi sebuah komitmen awal penyelenggara pemilu itu tidak terpengaruh godaan setan yang terkutuk. Jadi takutnya hanya pada dua hal, pada aturan undang-undang, dan kode etik penyelenggara pemilu.

Komitmen pribadi Anda?

Saya meyakini menjadi anggota KPU dimulai dari pengucapan sumpah dan janji atau pelantikan. Di situ dimulai dijadikan catatan 'demi Allah'. Bagi saya pribadi yang percaya Allah itu kita kan gerak gerik selalu termonitor, terbatas, dan kita meyakini di lengan kiri ada malaikat Roqib-Atid yang ditugaskan untuk mencatat perilaku kita. Dan kita yakin kalau nanti saatnya ajal, sampai batas di dunia ini, ketika kembali menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa dikalkulasinya kan itu, akuntabilitasnya.

Bagaimana bisa ngelak seperti lembaga di penegakkan hukum kita, kalau ada rekaman CCTV, penyadapan telepon, kalau di pengadilan kan kita nggak bisa ngelak lagi, sama di pengadilan akhirat kira-kira begitu.

Nah ini kan semacam komitmen moral, kalau kita meyakini itu ya Insyaallah tidak ada yang lain yang aneh-aneh. Makanya paling penting itu dimulai dari niat, kita tuh jadi anggota KPU niatnya apa.

Pesan untuk anak muda supaya gemar berorganisasi?

Jadi begini, yang namanya negara harus dikelola dengan baik dan benar, dan kemudian harus dikelola oleh seorang yang punya pengalaman, selain yang punya pengetahuan dan pengalaman.

Dan pengalaman mengelola organisasi besar yang namanya negara itu harus punya keterampilan juga, dimulai dengan mengelola organisasi yang kecil, ruang lingkupnya ada di kampus, di tingkat kabupaten dan seterusnya. Atau pengalaman mengorganisir masyarakat dengan berbagai macam ragam pandangan, gagasan, kepentingan, pada satu titik tertentu akan memberi manfaat menjadi hikmah kita punya kemampuan untuk mengelola negara yang lebih besar.

Saya kira penting teman-teman muda itu tidak hanya menjadi mahasiswa, masuk kategori pemuda, tapi juga melibatkan diri aktif di dalam organisasi apapun, supaya apa, di situlah kita berlatih.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved