Pilpres 2024

Diusulkan Jadi Capres Oleh DPW NasDem, Ganjar: Terima Kasih, Saya PDIP!

Ganjar menempati peringkat kedua paling banyak diusulkan setelah Anies Baswedan. Ganjar menilai hal itu sebagai sebuah kehormatan.

Editor: Alfons Nedabang
DOK. PEMPROV JATENG
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. 

"Iya tentu proses rekomendasi ini kita dengar langsung tadi mungkin teman-teman di DPW memiliki catatan yang tidak menginginkannya asosiasi figur yang terlalu dominan ke partai politik tertentu," kata Willy saat jumpa pers di agenda Rakernas Nasdem, di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (16/6).

Hal itu juga kata Willy merupakan kondisi yang wajar, karena mengingat tidak ada ketua umum partai lainnya lagi yang diusulkan oleh DPW NasDem menjadi capres.

Adapun terkait siapa sosok yang akan diusung nantinya oleh Partai NasDem, Willy mengatakan hal itu merupakan wewenang dari Surya Paloh selaku Ketua Umum. Tokoh terpilih bakal disampaikan ke publik di hari terakhir Rakernas, yakni Jumat 17 Juni.

"Pertimbangannya jauh lebih kepada asosiasi yang sangat kental dengan partai tertentu sehingga itu menjadi preferensi bagi teman-teman di wilayah untuk tidak menyebut nama itu tadi," beber dia.

Willy juga memastikan silaturahmi antar partai politik akan tetap terjalin meski ada beberapa elite partai yang tidak masuk dalam rekomendasi capres. Sebab kata dia, Partai NasDem tidak akan bisa maju mengusung capres sendiri tanpa menjalin koalisi dengan partai lain.

Baca juga: Pernyataan Tegas Surya Paloh soal Penentuan Capres 2024: NasDem Tidak Harus Membebek Hasil Survei

Ia mengatakan Partai NasDem tidak dapat memaksakan siapa yang akan diusung menjadi capres termasuk jika sudah menjalin koalisi.

"Mungkin ya kalau belum jodoh kan nggak mungkin kita kawin paksa akan jadi, nanti kita lihat siapa lah dari nama-nama yang muncul itu yang ada partai-partai yang tertarik lalu kemudian kita membangun koalisi bersama-sama," tukas Willy.

Surya Paloh sendiri sebelumnya juga sudah bicara ihwal capres yang akan didukung NasDem. Dia mengatakan partainya tidak berpaku pada hasil survei elektabilitas. Selain itu, dia pun tidak mau ada dikotomi pribumi-nonpribumi.

"Kita tidak ingin melihat negara ini berubah, berubah haluan ideologi mendapatkan ideologi baru, seperti negara khilafah atau negara fasistis, atau terjebak urusan Jawa [dan] non-Jawa, pribumi atau nonpribumi," kata Paloh saat berpidato di pembukaan Rakernas NasDem. (tribun network/frs/riz/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved