Penembakan Massal

Penembakan Massal di Amerika Serikat, Puluhan Ribu Demonstran Desak UU Senjata yang Ketat

Pada rapat umum yang diadakan di seluruh AS, pengunjuk rasa menginginkan undang-undang senjata yang lebih ketat menyusul serentetan penembakan massal.

Editor: Agustinus Sape
JOSE LUIS MAGANA/AP
Para pengunjuk rasa bosan mendengar anggota parlemen menawarkan 'pikiran dan doa' setelah setiap penembakan massal. Mereka menuntut ketegasan dalam hal penggunaan senjata api menyusul sejumlah kasus penembakan yang menewaskan banyak orang. 

Presiden Joe Biden mendukung protes, mendesak demonstran untuk "terus berbaris" dan menambahkan bahwa dia "sedikit optimis" tentang negosiasi legislatif untuk mengatasi kekerasan senjata.

Sekelompok senator bipartisan berharap untuk mencapai kesepakatan minggu ini tentang kerangka kerja untuk mengatasi masalah tersebut dan mengadakan pembicaraan pada hari Jumat, meskipun mereka belum mencapai kesepakatan.

March For Our Lives telah menyerukan larangan senjata serbu, pemeriksaan latar belakang universal bagi mereka yang mencoba membeli senjata, dan sistem lisensi nasional yang akan mendaftarkan pemilik senjata.

Sementara itu, para penentang peraturan yang lebih ketat berusaha untuk menyebut penembakan massal sebagai masalah kesehatan mental, bukan akses ke senjata api.

Lebih dari 19.300 orang tewas dalam insiden terkait senjata di AS sepanjang tahun ini, menurut Arsip Kekerasan Senjata. Lebih dari separuh kematian tersebut disebabkan oleh bunuh diri.

Sumber: dw.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved