Unwira Kupang
Unwira Kupang Ciptakan Aplikasi BUMDes Bantu Pasarkan Hasil Produk Masyarakat Desa
Penelitian ini dilakukan di Desa Subun Tualele Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menciptakan aplikasi untuk pengelolaan BUMDes yang bertujuan untuk membantu memasarkan hasil produk masyarakat desa.
Aplikasi tersebut dibuat dari hasil penelitian empat orang akademisi Unwira dari lintas Program Studi (Prodi) yakni Dr. Samuel Igo Leton, M. Pd dari Pendidikan Matematika, Adrianus Ketmoen, SE, MM dari Ekonomi Pembangunan, Yustina Dwisofiani Lawung, M. Pd dari Pendidikan Kimia, dan Paskalis Ardi Nani, ST, MT dari Teknik Informatika.
Penelitian ini dilakukan di Desa Subun Tualele Kecamatan Insana Barat Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Samuel Igo Leton, yang berperan sebagai ketua dalam penelitian tersebut menyampaikan, aplikasi BUMDes dibuat sendiri oleh Unwira berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dari keempat akademisi dan dibiayai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Akibat dari pandemi Covid-19 membuat aktivitas masyarakat desa terutama di pasar-pasar tradisional menjadi lumpuh, hal inilah yang menjadi alasan utama Unwira membuat aplikasi BUMDes agar dapat membantu masyarakat memasarkan hasil produk mereka.
"Tujuan utama kami adalah untuk membantu masyarakat dalam menjual produk mereka, seperti kita ketahui bersama kemarin waktu pandemi itu pasar offline tidak berjalan, sehingga kami mencoba mengusulkan proposal penelitian satu ke LPDP dan difasilitasi, produknya adalah sebuah aplikasi yang dikelola oleh BUMDes, " kata Samuel saat ditemui pada Sabtu 11 Juni 2022.
Samuel mengatakan, untuk terus menggaungkan aplikasi BUMDes kepada masyarakat Desa Subun Tualele, pihaknya rutin turun ke desa guna melakukan pelatihan kepada admin yang adalah perangkat desa dan juga sosialisasi ke masyarakat terkait dengan manfaat dari aplikasi tersebut.
Sebab ini merupakan penelitian pengembangan yang dimana terlebih dahulu dirancang teknologi dalam bentuk aplikasi, setelah itu melakukan sosialisasi dan uji coba untuk mengetahui apa saja kekurangan untuk dilakukan pengembangan lagi berdasarkan kebutuhan dari masyarakat.
Samuel menambahkan, nantinya aplikasi ini akan menjadi salah satu program yang ditawarkan mahasiswa dalam pelaksanaan KKN di berbagai desa di NTT. Sehingga diharapkan dapat membantu masyarakat desa dalam memasarkan produk hasil BUMDes melalui aplikasi agar lebih diketahui luas.
"Produk masyarakat dalam bentuk apapun dapat dipasarkan melalui aplikasi BUMDes ini. Sebelum dipasarkan, masyarakat terlebih dahulu melapor ke admin untuk kemudian barangnya dimasukkan kedalam aplikasi lengkap dengan nominal harga, " jelas Samuel.
Terkait dengan sistem transaksi pada aplikasi BUMDes, Samuel menjelaskan, nantinya calon pembeli dapat menginstal aplikasi BUMDes melalui link yang bisa dibagikan melalui aplikasi Whatsapp karena saat ini belum tersedia di Play Store.
"Setelah melihat barang dan si pembeli tertarik, ongkos kirimnya dari kesepakatan antara penjual dan pembeli saya kira begitu lebih efektif, " terang Samuel.
Sementara itu, Yustina Lawung akademisi dari Pendidikan Kimia Unwira menuturkan, untuk memperkenalkan aplikasi ini kepada masyarakat Desa Subun Tualele ada berbagai kendala yang dihadapi.
Diantaranya jaringan internet yang belum cukup baik sehingga membuat akses aplikasi sedikit terhambat, selain itu juga berkaitan dengan pemahaman masyarakat untuk menggunakan aplikasi tersebut.