Berita NTT Hari Ini
Ini Tempat Pelepas Lelah Para Wartawan di NTT
Apabila siang, wartawan dari berbagai media berbondong-bondong mendatangi tempat berdinding depan kayu-kayu bekas itu.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Perjalanan menjadi seorang wartawan cukup melelahkan. Mengumpulkan dan menulis kembali berbagai bahan yang diperoleh dari lapangan. Dengan rangkaian sejumlah kalimat menyampaikan pesan kepada khalayak. Profesi ini menguras, tenaga dan pikiran.
Selain mengolah bahan langsung dilapangan, wartawan juga sering ditemui apda bebrapa tempat sebagai tempat berkumpul.
Sejumlah wartawan di Kota Kupang memiliki sebuah tempat tongkrongan, sekaligus tempat merapikan tulisan sebelum akhirnya diterbitkan sebagai konsumsi publik.
Terletak di bagian belakang kantor DPRD provinsi NTT, sebuah tempat berukuran 7x6 meter menjadi sandaran bagi para kuli tinta ini.
Baca juga: Universitas Timor Sukses Selenggarakan UTBK SBMPTN Tahun 2022
Ada beberapa tempat duduk dan meja. Lengkap dengan sebuah tempat mengisi daya baterai ataupun laptop. Ditempat itu, hanya berdinding triplek berwarna hijau dengan lantai semen beton. Bukan tempat layaknya perkantoran. Beruntung, ada seorang ibu yang membuka usahanya ditempat itu.
Hampir setiap hari kerja tempat itu selalu dipenuhi para wartawan. Sejak pagi, ketika pemilik warung mulai membuka usahanya, sejak itu juga satu per satu wartawan datang. Sarapan, makan siang, minum kopi atau sekedar bercerita selalu tampak pada kehidupan ditempat itu.
Ketika berada disitu, masing-masing wartawan akan sibuk dengan gadget juga laptop untuk bekerja. Hampir semua sibuk mengerjakan naskah pemberitaan.
Apabila siang, wartawan dari berbagai media berbondong-bondong mendatangi tempat berdinding depan kayu-kayu bekas itu.
Baca juga: Jokowi : Sumba Timur Jadi Lahan Percontohan Budidaya Sorgum
Bila telah selesai mengerjakan tugas mengolah dan menyampaikan berita, masing-masing akan dengan cerita dan keluhannya tersendiri. Tempat itu bebas diceritakan apapun yang ingin diceritakan hingga akhirnya dikenal dengan istilah "Off the Record" (diluar wawancara).
Artinya, tiap wartawan bebas mengekspresikan ide, gagasan dan ceritanya pada siapapun. Sikap saling menghormati pun terasa kental. Para wartawan yang dianggap lebih tua, akan memberikan masukan ataupun pandangan apabila ada wartawan muda yang bertanya. Meski begitu, tak ada sekat pembeda antara tua dan muda.
Sebungkus rokok yang bisa dibagi-bagi, hingga traktiran makanan yang sering dipraktekkan. Warung ditempat itu, menjadi langganan bagi wartawan untuk berhutang makan dan minuman jika isi dompet sedang tak "bernyawa".
Sesekali, perayaan ulang tahun oleh wartawan dirayakan ditempat itu. Bahkan, syukuran acara pernikahan pun sempat digelar pada tempat yang bisa dibilang hanya untuk berteduh dari terik dan hujan.
Baca juga: Disdikbud NTT Perlu Percepat Honor Bagi Guru Sekolah Luar Biasa
Salah seorang wartawan, Intho Thiu menyebut ia hampir tiap hari berada ditempat tersebut. Dia berkisah, tempat dengan bangunan seadanya itu, menjadi sandaran juga tempat pelepas lelah dari banyaknya tugas liputan yang harus diperoleh. Karena bangunan sederhana, tak jarang bila cuaca lagi terik, tempat itu cukup panas. Tapi itu bukan persoalan besar bagi wartawan.
"Saya ditempat ini saja. Kebetulan juga saya tugas liputan di provinsi yang kantornya cukup dekat dengan tempat ini. Disini bebas, mau cerita apa saja," kata dia, Kamis 2 Juni 2022.