Perang Rusia Ukraina

Ratusan Tentara Rusia Menolak Perang, Kabur dari Pos Sejak Perang Meletus

Pekan lalu bahwa setidaknya 115 penjaga nasional Rusia mengatakan mereka dipecat karena menolak berperang.

Editor: Alfons Nedabang
IBTIMES.COM.AU
Tentara Rusia berpatroli di Mariupol pada 12 April 2022, saat Moskow mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan strategis Ukraina 

Ratusan Tentara Rusia Menolak Perang, Kabur dari Pos Sejak Perang Meletus

POS-KUPANG.COM - The Wall Street Journal melaporkan bahwa ratusan tentara Rusia menolak untuk berperang melawan Ukraina. Mereka melarikan diri dari pos sejak perang di Ukraina dimulai.

"Begitu banyak orang tidak ingin bertarung," kata pengacara Rusia Mikhail Benyash kepada outlet tersebut, dilansir Bussines Insider, Rabu (1/6).

Benyash mewakili selusin anggota Garda Nasional Rusia, yang biasanya membasmi protes di Rusia, yang diberhentikan setelah menolak untuk mengambil bagian dalam invasi ke Ukraina.

Guardian melaporkan pekan lalu bahwa setidaknya 115 penjaga nasional Rusia mengatakan mereka dipecat karena menolak berperang.

Gugatan yang mereka ajukan untuk menentang pemecatan ditolak pengadilan Rusia. Hakim menegadkan pemecatan mereka dibenarkan karena "menolak melakukan tugas resmi."

Benyash mengatakan kepada The Journal bahwa tentara yang menolak berperang telah dipecat tetapi tidak dituntut secara pidana karena Rusia belum secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina.

Baca juga: Kota Severodonetsk Jatuh ke Tangan Rusia, Tinggal 20 Persen Kota di Bawah Kendali Ukraina

Baca juga: GAWAT! Rusia dan China Disebut Kompak Akan Bersama Invasi Asia Pasifik, Indonesia Siap?

Presiden Rusia Vladimir Putin malah menggambarkan invasi tersebut sebagai "operasi militer khusus".

Benyash juga mengatakan dia menerima permintaan bantuan hukum dari lebih dari 1.000 anggota layanan dan karyawan badan Rusia yang mengawasi kepolisian domestik.

Dia mengatakan banyak yang menolak untuk berperang di Ukraina atau memadamkan protes di kota-kota yang diduduki.

Agora, sebuah kelompok hak asasi manusia Rusia, juga mengatakan kepada The Journal bahwa lebih dari 700 anggota layanan Rusia menghubungi kelompok tersebut untuk mendapatkan bantuan hukum sehubungan dengan penolakan perintah.

Desersi dan penolakan untuk berperang telah menambah kerugian besar yang dialami pasukan Rusia di Ukraina.

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan bulan lalu Rusia kemungkinan telah kehilangan sepertiga dari pasukan tempur daratnya yang menyerang di Ukraina sejak Februari.

Laporan lain juga menyebut moral rendah di antara pasukan Rusia, termasuk berusaha keras untuk dipulangkan dari perang.

Seorang tentara Rusia bahkan mengatakan komandannya menembak dirinya sendiri di kaki agar dia bisa pergi, menurut audio yang disadap yang diterbitkan pejabat Ukraina. (*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved