Amerika Serikat Kecam China dan Rusia Memveto Resolusi DK PBB untuk Korea Utara

Pemungutan suara dilakukan setelah lebih dari selusin uji coba rudal balistik Korea Utara tahun ini, yang semuanya melanggar resolusi PBB.

Editor: Alfons Nedabang
KCNA via REUTERS
Gabungan gambar menunjukkan uji coba rudal, yang menurut KCNA, dilakukan pekan lalu di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara, dalam foto yang dirilis Jumat (28/1/2022). 

Amerika Serikat Kecam China dan Rusia Memveto Resolusi DK PBB untuk Korea Utara

POS-KUPANG.COM - Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia dan China yang memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk memperkuat sanksi terhadap Korea Utara.

Ini dilakukan kedua negara dalam pemungutan suara, yang oleh duta besar AS untuk PBB disebut "berbahaya, mengecewakan, dan bisa memicu Korea Utara mengembangkan kemampuan nuklirnya".

Dilansir CNN, pemungutan suara dilakukan setelah lebih dari selusin uji coba rudal balistik Korea Utara tahun ini, yang semuanya melanggar resolusi PBB sebelumnya.

Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara "ya" dan tidak ada veto oleh anggota tetap Rusia, China, Perancis, Inggris atau Amerika Serikat untuk diadopsi oleh Dewan Keamanan PBB. 13 anggota Dewan Keamanan lainnya memilih untuk mengadopsi resolusi tersebut.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengecam veto dari Rusia dan China, yang tidak memblokir satu pun dari sembilan suara sanksi sebelumnya yang dibuat sejak 2006.

Baca juga: Kim Jong Un Lakukan Ini Pada Pejabat di Korea Utara, Gegara Warganya Meninggal Akibat Covid19

Dia mengatakan beratnya ancaman dari program senjata Korea Utara tidak berubah.

"Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, seorang anggota Dewan Keamanan PBB telah menggunakan hak veto untuk menghentikan dewan dari memenuhi tanggung jawabnya untuk meminta pertanggungjawaban Korea Utara atas tindakannya yang melanggar hukum," kata utusan AS, atas nama AS, Jepang dan Korea Selatan.

"Veto hari ini berbahaya. Para anggota hari ini telah mengambil sikap yang tidak hanya merusak tindakan Dewan Keamanan sebelumnya, tetapi juga merusak keamanan kolektif kita," ujarnya.

Korea Utara telah menguji coba rudal setidaknya 16 kali tahun ini, yang terbaru pada Rabu (25/5/2022), ketika mereka menembakkan tiga rudal.

Setidaknya satu dari uji coba Korea Utara tahun ini diyakini sebagai rudal balistik antarbenua yang bisa menghantam daratan AS.

Duta Besar China untuk PBB berpendapat sanksi baru terhadap Korea Utara tidak akan menghentikan program senjatanya dan malah dapat meningkatkan tingkat pengujiannya.

Baca juga: Yoon Suk Yeol Hadapi Ancaman Korea Utara, Risiko Geopolitik Lainnya, Tugas Aliansi

Sanksi baru juga dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada situasi kemanusiaan di Korea Utara karena bergulat dengan dampak pandemi Covid-19, kata Duta Besar Zhang Jun. 

Ukraina Tetap Minta Bantuan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (26/2) meminta dukungan politik Perdana Menteri India Narendra Modi, setelah New Delhi abstain dari pemungutan suara Dewan Keamanan PBB.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved