Berita NTT Hari Ini
Pertumbuhan Ekonomi NTT Triwulan I 2022 Sebesar 1,62 persen
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Triwulan I 2022 sebesar 1,62 persen (yoy), membaik dibandingkan tahun sebelumnya (0,22%) namun

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema
POS-KUAPNG.COM,KUPANG - Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Triwulan I 2022 sebesar 1,62 persen (yoy), membaik dibandingkan tahun sebelumnya (0,22 % ) namun masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,01 persen (yoy).
Disampaikan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Nusa Tenggara Timur,Catur Ariyanto Widodo,S.E,M.Int.Dev.Ec dalam konferensi pers APBN KiTa,Kinerja dan Fakta mengatakan APBN KiTa mencerminkan Kinerja dan Fakta yang terjadi sepanjang April 2022.
"Pertumbuhan ekonomi di triwulan I ini menjadi penting karena akan menjadi acuan bagi triwulan-triwulan berikutnya,"ungkap Kepala Kantor Perwakilan Perbendaharaan Provinsi NTT ini.
Dilanjutkan Catur,ada beberapa hal yang kemudian menjadi tekanan pada pertumbuhan ekonomi. Jika diperhatikan yaitu terjadinya perang di Rusia dan Ukraina yang membuat destruksi di dalam rantai pasok barang-barang terutama komoditas yang kemudian mengakibatkan tekanan inflasi.
Secara global pun terpengaruh dari pertumbuhan Tiongkok yang saat ini juga masih menghadapi ancaman Omicron yang mengakibatkan jika ditemukan kasus maka akan melakukan lockdown dan turunnya aktivitas ekonomi.
Tekanan-tekanan global ini juga dirasakan di tingkat nasional dan regional.Dilihat dari kondisi perekonomian ntt secara umum relatif terkendali artinya bisa mengendalikan tatanan inflasi yang terjadi.
Baca juga: Bupati Kupang Pantau Pemberian Imunisasi Bagi Anak SDN Fatumonas
Inflasi yang terjadi ini lebih banyak didorong oleh kelompok transportasi dan seiring juga dengan pulihnya pariwisata serta aktivitas maupun mobilitas kemudian penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin tinggi sementara harga komoditas naik.
Secara umum disampaikan juga oleh Catur bahwa indikator kesejahteraan di NTT terutama dalam konteks tingkat pengangguran terbuka lebih kecil dari angka nasional kemudian jika dilihat dari ketimpangan ratio Gini menunjukkan lebih rendah dari nasional.
"Artinya pendapatan di provinsi NTT ini secara umum menunjukkan cenderung kecil,"ungkap Catur.
PDRB ADHB NTT pada Maret 2022 sebesar Rp 27,16 T angka ini menurun dibandingkan capaian pada triwulan IV 2021.Dibanding triwulan sebelumnya, ekonomi NTT pada triwulan I 2022 terkontraksi sebesar 6,75 persen (qoq).
Sedangkan tingkat inflasi pada April 2022,NTT mengalami inflasi sebesar 1,33 persen (m-to-m) lebih tinggi dari Maret 2022 sebesar 0,15 persen yang dipicu dengan adanya kenaikan indeks harga pada 9 dari 11 kelompok pengeluaran. Kelompok transportasi mengalami kenaikan indeks harga terbesar (5,91 persen).(cr16)
