KKB Papua

Amat Memelas Saat Meminta Bantuan, Tatkala Diberikan Malah Bertindak Galak, Begini Sikap TNI ke KKB

Ibarat air susu dibalas air tuba, itulah pepatah yang mungkin pantas untuk melukiskan kebinalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) ke TNI Polri. Lho?

Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
tangkapan kamera, sebuah momen saat KKB berkumpul di tengah hutan 

POS-KUPANG.COM - Ibarat air susu dibalas air tuba, itulah pepatah yang mungkin pantas untuk melukiskan kebinalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.

Betapa tidak. Gegara hidup susah sehingga melayangkan permintaan bantuan ke TNI Polri, saat bantuan dikabulkan malah balik menyerang.

Insiden itu terungkap dari sebuah video yang belakangan ini viral di media sosial.

Video itu memperlihatkan fakta suatu hari seorang warga mendatangi Pos Keamanan dengan maksud mengantar sepucuk surat ke TNI Polri di Pos Keamanan.

Kepada aparat TNI Polri, warga itu mengungkapkan bahwa beberapa saat sebelumnya ia didatangi oleh seorang anggota KKB.

Anggota bersenjata api itu memberikan sepucuk surat kepadanya sembari meminta agar surat tersebut diserahkan kepada TNI Polri di Pos Keamanan.

Baca juga: KKB Ternyata Punya Jalan Khusus di Batas Negara Papua Nugini, Bukan Darat atau Sungai Tapi di Udara

Atas permintaan itu dan dihantui oleh rasa takut, warga itu pun buru-buru datang ke Pos Keamanan dan menyerahkan surat tersebut.

Ketika menerima surat itu, aparat TNI Polri di Pos Keamanan pun bertanya-tanya.

anggota KKB ini sendirian di tengah hutan
tangkapan kamera anggota KKB ini saat sedang sendirian di tengan hutan.

Ada apakah gerangan sehingga tiba-tiba warga datang mengantar sepucuk surat dari orang yang tak dikenal?

Sepenting apakah surat tersebut, sehingga harus diberikan ke Pos Keamanan?

Mendesakkah surat itu sehingga harus direspon? Atau, ada apakah di balik surat yang ditulis pada secarik kertas tersebut?

Aneka pertanyaan muncul silih berganti di benak aparat TNI Polri atas surat tersebut.

Namun terlepas dari semua itu, aparat TNI Polri pun mencoba memaknainya dengan meningkatkan kewaspadaan.

Pasalnya, keganjilan semacam itu bukan baru bagi TNI Polri. Bahkan dapat dipastikan kalau di balik surat tersebut pasti ada misi khusus untuk menjebak.

Meski suara hati berkata lain, bahwa surat itu sebagai umpan bagi prajurit TNI Polri, tapi aparat berseragam loreng tersebut mencoba meresponnya secara positip.

Baca juga: Malang Sungguh KKB Ngalum Kupel, Jauh-Jauh Beli Senjata di Filipina, Sampai di Papua Malah Diamankan

Apalagi isi surat itu intinya meminta bantuan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang tersebut.

Dalam surat itu dituliskan bahwa KKB butuh bantuan bahan makan dan uang. Kalau bantuan diberikan, maka KKB akan menyerahkan diri.

Pada bagian lain tertulis pula bahwa bantuan itu hendaknya diletakkan pada lokasi dan waktu yang ditentukan KKB.

Waktunya, adalah pagi hari dan di sebuah area terbuka, tak jauh dari Pos Keamanan TNI Polri.

pemandangan lain KKB saat berkumpul di tengah hutan
Momen lain saat KKB sedang berkumpul di tengah hutan.

Menyahuti surat tersebut, TNI Polri pun menyusun siasat. Beberapa prajurit diterjunkan lebih awal ke lokasi untuk mengepung tempat tersebut.

Setelah berada pada pisisi aman, barulah prajurit lainnya datang dengan membawa bahan bantuan seperti yang diminta.

Ketika menghantarkan bahan bantuan tersebut, prajurit tersebut tak membawa satu pun senjata api.

Namun kenyamanan dan keselamatan prajurit tersebut terjamin oleh prajurit lain yang telah menyebar di lokasi yang ditentukan.

Makanya, seusai meletakkan bantuan yang diikuti dengan pemancangan bendera merah putih, dari kejauhan terlihat KKB bergerak mendekat sambil membawa bendera bintang kejora.

Oknum yang membawa bendera bintang kejora itu diduga sebagai komandan lapangan KKB. Sebab gestur tubuhnya memperlihatkan ketegasan.

Baca juga: Beradu Pandang di Rumah Duka, Anggota KKB Ini Nekat Buntuti TNI Polri, Tak Dinyana Nasibnya Tragis

Apalagi saat bergerak mendekati tempat bantuan bahan makanan itu diletakkan, sosok tersebut didampingi beberapa orang yang bersenjata lengkap.

Saat langkah kaki anggota KKB itu semakin mendekat, perasaan kacau balau menghinggapi prajurit tersebut.

Makanya secara refleks, prajurit TNI tersebut tiba-tiba rebah ke tanah entah apa maksudnya.

Dalam situasi yang demikian, KKB spontan melepaskan tembakan secara membabi-buta.

Awalnya KKB menembak ke arah prajurit TNI yang tetiba jatuh ke tanah. Tapi sedetik kemudian mereka menghujani tembakan ke segala arah.

Dalam situasi yang genting tersebut, tampak satu per satu anggota KKB, sepertinya jatuh ke pangkuan ibu pertiwi.

Ternyata anggota KKB itu jatuh karena terkena timah panas yang dihadiahkan aparat berseragam TNI.

Aparat TNI ini siap tembak
Prajurit TNI Polri ini sedang ditengah hutan dan siap tembak di tempat.

Timah panas itu terpaksa dihujamkan ke tubuh awak KKB, lantaran tindakannya sangat membahayakan orang lain, dalam hal ini prajurit TNI Polri.

Setelah situasi genting itu terjadi beberapa saat lamanya, suasana di tengah hutan itu pun kembali lengang seperti semula.

Baca juga: Diam-Diam KKB Datangkan Senjata dari AS & Filipina, Rute Penyelundupan Ternyata Lewat Ambon & Sorong

Tak terdengar bunyi tembakan dari laras senjata api, tak terdengar pula suara rintihan dari orang yang terkena tembakan.

Saat itu, anggota KKB tersebut telah tidur tanpa bergerak sama sekali. Mereka tidur pulas entah sampai kapan.

Yang jelas, mereka telah pergi untuk selamanya hanya karena keangkuhan untuk saling membunuh dengan cara yang tidak berperikemanusiaan.

Fakta yang satu ini kini viral di jagat maya, Fakta itu pun menunai banyak komentar, yang umumnya mendoakan aparat TNI Polri agar selalu dilindungi Tuhan yang maha kuasa.

Sementara komentar lainnya meminta agar kelompok kriminal bersenjata di Papua itu menghentikan tindakannya. Karena Papua tak akan mungkin merdeka sampai kapan pun. (frans krowin/*)

Berita Lain Terkait KKB Papua

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved