Berita Manggarai Barat Hari Ini

Bupati Edi Endi Perintahkan Dinas Terkait Perbaiki Bendungan Wae Cebong

Bendungan Wae Cebong yang dibangun sejak 1998 oleh Pemerintah Provinsi NTT diduga rusak karena aktivitas tambang galian C.

Penulis: Gecio Viana | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/GECIO VIANA
Suasana perwakilan warga dan mahasiswa dalam pertemuan dengan Bupati Mabar, Edi Endi di Kantor Bupati Mabar, Selasa 17 Mei 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Gecio Viana

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi memimpin rapat terkait rusaknya Bendungan Wae Cebong di Kecamatan Komodo, Selasa 17 Mei 2022.

Rapat tersebut dilakukan setelah menerima 15 perwakilan dari masyarakat tiga desa yakni Desa Compang Longgo, Desa Golo Bilas dan Desa Macang Tanggar serta PMKRI Cabang Ruteng dan PMKRI Jajakan Labuan Bajo. 

Warga dan mahasiswa melakukan demonstrasi, lantaran Bendungan Wae Cebong yang rusak dan mengakibatkan para petani akan mengalami gagal tanam di Persawahan Satar Walang yang memiliki luas 582 hektare. 

Bupati yang akrab disapa Edi Endi menjelaskan, satu unit eskavator akan diturunkan ke lokasi dan sejumlah bronjong telah disiapkan untuk perbaikan Bendungan. 

Baca juga: Suasana Kekeluargaan Tercipta di Kedai Mandiri Ditsamapta Polda NTT

Lebih lanjut, pihaknya juga menugaskan instansi lainnya untuk melakukan pengecekan agar melihat kondisi real di Sungai Waemese dan aktivitas tambang galian C oleh sejumlah pihak. 

"Lalu akan ke Pemerintah Provinsi NTT untuk koordinasi dengan dinas pertambangan, dinas lingkungan hidup dan perizinan. Semuanya dicek," katanya. 

Koordinasi itu, lanjut Bupati Edi Endi, karena kewenangan mengeluarkan izin usaha pertambangan (IUP) merupakan kewenangan dari Pemerintah Provinsi NTT. 

"Kami akan lakukan pengecekkan, karena Otoritas yang mengeluarkan izin adalah provinsi Sesuai Perpres terbaru nomor 55 tahun 2022. Maka kami akan laporkan ke provinsi," katanya. 

Baca juga: Akhir Mei 2022, 46 KK  Korban Seroja Sumba Barat Terima Bantuan Rehabilitasi Rumah

Diberitakan sebelumnya, ratusan petani dari tiga desa di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dan mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI Cabang Ruteng dan PMKRI Jajakan Labuan Bajo melakukan demonstrasi, Selasa 17 Mei 2022.

Demonstrasi dilakukan di 3 titik berbeda di antaranya di Kantor Bupati Mabar, Kantor DPRD Mabar dan Mapolres Mabar. 

Warga dari tiga desa yakni Desa Compang Longgo, Desa Golo Bilas dan Desa Macang Tanggar serta mahasiswa melakukan demonstrasi, lantaran Bendungan Wae Cebong yang rusak dan mengakibatkan para petani akan mengalami gagal tanam di Persawahan Satar Walang yang memiliki luas 582 hektare. 

Terdapat lebih dari 500 petani menggarap lahan tersebut. Para petani tidak hanya berasal dari tiga desa yakni Desa Compang Longgo, Desa Golo Bilas dan Desa Macang Tanggar, namun berasal dari Labuan Bajo dan Desa Nggorang. 

Baca juga: UPTD Pendapatan dan Satlantas Polresta Kupang Kota Periksa Pajak Kendaraan Bermotor di Kota Kupang

Perwakilan warga dan mahasiswa berjumlah 15 orang diterima Bupati Mabar, Edistasius Endi. 

Dalam pertemuan, warga menyampaikan Bendungan Wae Cebong yang dibangun sejak 1998 oleh Pemerintah Provinsi NTT diduga rusak karena aktivitas tambang galian C. 

Selain itu, aktivitas tambang juga mengakibatkan jalur daerah aliran sungai (DAS), sehingga air tidak dapat memasuki irigasi untuk mengaliri areal persawahan. 

Tidak hanya itu, kerusakan Bendungan Wae Cebong juga diakibatkan bencana banjir 2021 lalu. 

"Seharusnya awal bulan Mei selesai tanam untuk musim tanam satu, karena masyarakat ikut jadwal, masyarakat terlanjur siram bibit, tapi sekarang tidak bisa, masyarakat terancam gagal tanam," kata perwakilan warga asal Desa Compang Longgo, Leonardus. 

Baca juga: KASAD Jenderal Dudung Dinobatkan jadi Pangeran Oleh Raja Sonbai di Kupang, NTT

Warga lainnya, Servia Owa mengatakan, masyarakat sangat membutuhkan Bendungan Wae Cebong dapat diperbaiki, sehingga warga dapat kembali melakukan aktivitas pertanian. 

"Kami minta agar air ada dan kami bisa bajak kembali. Ada bibit tapi sudah kering semua, kami terancam kelaparan," katanya. 

Sementara itu, Ketua Presidium PMKRI Ruteng, Yohanes Nardi Nandeng mendesak Pemda Mabar untuk segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat, guna membangun secara permanen  bendungan untuk mengairi Persawahan Satar Walang. 

Pihaknya juga mendesak Polres Mabar untuk mengusut tuntas pelaku perusakan Bendungan Wae Cebong serta mendesak Pemda Mabar untuk melakukan pengawasan dan penertiban seluruh izin tambang galian C milik perusahan-perusahaan yang dikeluarkan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, untuk mencegah dampak dan kerusakan terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat, secara khusus ijin-ijin tambang perusahaan sepanjang Sungai Wae Mese.

Baca juga: Jatanras Polres Manggarai Tangkap Bandar Kupon Putih Asal Pong Umpu Lelak

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Mabar, Martinus Mitar mendorong pemerintah untuk segera melakukan perbaikan Bendungan Wae Cebong, sehingga masyarakat dapat bertani. 

"Karena saat ini masyarakat sangat membutuhkan, oleh karena itu kerusakan tersebut harus ditangani secara cepat," katanya usai menerima perwakilan warga di Kantor DPRD Mabar. 

Bupati Mabar, Edistasius Endi dalam pertemuan mengabulkan permintaan mahasiswa dan masyarakat untuk perbaikan sementara bendungan tersebut. 

Sementara untuk perbaikan permanen, kata bupati yang akrab disapa Edi Endi, pihaknya meminta waktu, untuk melakukan kajian terkait anggaran.

“Kami akan tindak lanjut segera dalam minggu ini, untuk perbaikan darurat,” katanya. 

Hal itu dilakukan untuk mengejar musim tanam kedua  Sementara untuk perbaikan permanen menurutnya harus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pembahasan anggarannya.

“Kita akan benahi karena pemerintah punya eksavator terutama untuk pembenahan darurat,” katanya. (*)

Berita Manggarai Barat Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved